LAPORAN PRAKTIKUM
“SISTEM PERNAFASAN PADA MAMALIA dan UNGGAS”
TUGAS MATA KULIAH
FISIOLOGI TERNAK
Jurusan
Peternakan
Program
Studi Produksi Ternak
Oleh
Deddy
Lauren Andriyanto
C31120204
Dosen
Ir.
Joko Irsan Sanyoto,MP
Dr.
Ir. Rr. Merry Muspita DU,MP
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2013
PENDAHULUAN
Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat
berdifusi masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar.
Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan
hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paruparu
buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga
oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh, contohnya pada hewan
bersel satu, porifera, dan coelenterata.
Pernafasan mempunyai 2 arti yang sangat berbeda :
1). pernafasan oksigen (O2 ) dalam matabolisme
karbohidrat dan berbagai molekul organik lainnya,
2). suatu proses yang melibatkan pertukaran O2 dan
CO2 di antara berbagai sel suatu organisme dan lingkungan luar.
Sebagian besar sel tubuh memperoleh
energi dari reaksi kimia yang melibatkan O2. Sel itu harus mampu
melenyapkan CO2 yang merupakan hasil akhir utama dari metabolisme
oksidasi. Organisme bersel satu pertukaran O2 dan CO2
terjadi secara langsung dengan lingkungan luar, tetapi hal itu sama sekali
tidak mungkin untuk sebagian besar sel organisme yang kompleks seperti manusia
maupun hewan/ternak. Oleh karena itu, evaluasi hewan besar memerlukan
perkembangan suatu sistem khusus yaitu sistem
respirasi (pernafasan) untuk pertukaran O2 dan CO2 bagi
hewan tersebut dengan lingkungan sekitarnya meliputi : paru-paru, jalan udara
ke paru-paru, dan struktur dada yang bertanggung jawab terhadap gerakan udara
keluar dan masuk ke paru-paru.
Terdapat
lima fungsi utama dais sistem respirasi, yaitu :
1.
Menyediakan
permukaan untuk pertukaran gas antara udara dan system aliran darah.
2.
Sebagai jalur
untuk keluar masuknya udara dari luar ke paru-paru.
3.
Melindungi
permukaan respirasi dari dehidrasi, perubahan temperature, dan berbagai keadaan
lingkungan atau melindung system respirasi itu sendiri dan jaringan lain dari
pathogen.
4.
Sumber produksi
suara termasukuntuk berbicara, menyayi, dan bentuk komunikasi lainnya.
Memfasilitasi deteksi stimulus olfactory dengan adanya reseptor olfactory
di superior pada rongga hidung.
LANDASAN TEORI
A.
UNGGAS/ AVES
Unggas bernapas dengan menggunakan
paru-paru dan kantong udara (air sacs). Secara umum sistem
pernapasan dari unggas didukung oleh beberapa organ, yaitu lubang hidung, larinx,
trakhea, srinx, bronkhi, paru-paru, kantung udara dan rongga tulang
1. Lubang hidung (nares anteriores).
Lubang hidung (nares anteriores).
Berjumlah sepasang, terdapat pada pangkal rostrum bagian dorsal dan
merupakan lubang masuk pertama yang berhubungan dengan luar. Nares
posteriores (lubang hidung dalam), terletak pada palatum dan hanya
satu buah di tengah (Radiopoetrao, 1991).
2.
Glottis
terletak tepat di belakang pangkal lidah
dan melanjutkan ke caudal, ke dalam larynx. Glottis ini berhubungan dengan
rongga mulut melalui mulut melalui celah yang disebut rima Glottis.
3. Larink (larynx).
Larink disokong oleh cartilago
cricoidea dan cartilago arytenoidea yang berjumlah sepasang
(Radiopoetra, 1991).
4. Trachea (trakhea).
Trakhea merupakan lanjutan dari
larink kearah kaudal. Berupa suatu pita yang mempunyai cincin-cincin tulang
yang disebut annulus trachealis (Radiopoetra, 1991).
5. Srink/pita suara (srynx).
Srink terdapat pada bagian bifurcatio
tracheae, tersusun dari beberapa annulus trachealis pada bagian
kaudal dan annulus bronchialis pada daerah kranial. Alat ini
membatasi bagian yang melebar yang disebut tympanum. Pita suara atau
bagian jakun bawah pada batang tenggorok (percabangan bronki menjadi dua) ini
menghasilakan suara pada unggas. Pita suara merupakan satu-satunya bagian alat
pernapasan yang mampu menghasilkan suara, sedangkan jakun merupakan bagian
pembentuk suara.
Adapun
otot-otot yang terdapat di trachea dan srynx, yaitu :
1.
Musculus
syringealis intrinsic, sepasang berorigo pada dinding trchea, dan berinsertio
pada syrinx.
2.
Musculus sterno trachealis, sepasang
berorigo pada sternum dan berisertio pada trachea.
6. Bronchi (bronkhi).
Bronkhi merupakan percabangan dari
trakhea kearah kanan dan kiri (bronchus dexter dan broncus sinister),
dengan tempat percabangan yang disebut bifurcatio trachea. Batang
tenggorok ini masih terbagi lagi menjadi bronchi lateralis yang
masing-masing terbagi lagi menjadi parabronchi (Radiopoetro, 1991).
7. Paru-paru (lung/pulmo).
Paru-paru terdapat pada bagian
ujung-ujung bronkhi berjumlah sepasang dan melekat pada bagian dorsal thorax.
Paru-paru terbungkus oleh selaput yang disebut pleura (Radiopoetro,
1991). Paru merupakan organ yang sangat penting peranannya dalam pernapasan.
Fungsi utamanya untuk mencukupi oksigen yang diperlukan oleh tubuh untuk
pembakaran dan untuk pembentukan tenaga. Juga berfungsi untuk mengeluarkan sisa
pembakaran yang berupa karbon dioksida dan uap air. Struktur paru-paru ayam
sangat kaku dan selama bernapas hanya terjadi sedikit gerakan mengembang dan
mengempis (Akoso, 1993).
Pulmo
mempunyai hubungan dengan kantong-kantong hawa yang disebut saccus pneumaticus
yang terdiri dari :
a.
Saccus
abdominalis, terdapat diantara lipatan intestinum.
b.
Saccus
trhoracalis anterior, terletak pada dinding sisi tubuh pada rongga dada sebelah
muka.
c.
Saccus
thoracolis posterior, terletak tepat di belakang saccus thoracolis anterior.
d.
Saccus
interclavicularis, terletak di median, hanya satu buah dan berhubungan dengan
kedua pulmo.
e.
Saccus
cervicalis, terletak pada pangkal leher, berjumlah sepasang.
f.
Saccus
axillaris, yaitu saccus yang dibentuk oleh penonjolan sisi-sisi dari saccus
interreclavicularis yang terdapat pada daerah ketiak.
Suara
pada aves dihasilkan oleh getaran dari membrana seminularis. Getaran ini
terjadi karena hasil kerja otot-otot di atas. Rongga hidung dilengkapi dengan
silia (bulu getar) yang berperan menyaring partikel-partikel yang tercampur udara
yang dihirup ayam, seperti debu maupun bibit penyakit (virus maupun bakteri).
Sedangkan pada bagian trakea, bronkus dan bronkeolus dilengkapi dengan sel-sel
epitel yang juga mempunyai bulu getar dan sel tak bersilia yang akan
menghasilkan lendir yang mengandung enzim proteolitik dan surfaktan. Adanya
enzim dan surfaktan (penurun tegangan permukaan) tersebut mampu menghancurkan
beberapa mikroorganisme patogen.
8. Kantung udara (air sacs) / Pundi-pundi Udara
pundi-pundi
udara yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Pundi-pundi udara
berhubungan dengan paru-paru dan berselaput tipis. Di pundi-pundi udara tidak
terjadi difusi gas pernapasan; pundi-pundi udara hanya berfungsi sebagai
penyimpan cadangan oksigen dan meringankan tubuh. Karena adanya pundi-pundi
udara maka pernapasan pada burung menjadi efisien. Pundi-pundi udara terdapat
di pangkal leher (servikal), ruang dada bagian depan (toraks
anterior), antara tulang selangka (korakoid), ruang dada bagian
belakang (toraks posterior), dan di rongga perut (kantong udara
abdominal).
Kantung udara merupakan suatu rongga
dengan dinding jaringan tipis dan halus sehingga sulit dikenali pada posisi
mengempis. Kantung udara selain membantu dalam proses pernapasan pada waktu
terbang juga berfungsi:
a.
Membantu
mempertahankan suhu luar oleh pengaruh keadaan luar.
b.
Membantu
memperkeras suara.
c.
Meringankan
tubuh.
d.
Mengapungkan
tubuh diudara.
e.
Membantu
difusi dari darah untuk diekskresikan lewat paru-paru sebagai uap
air.
Gambar Bagian-bagian dari organ pernapasan unggas
Keterangan: 1. Nares, 2. Glottis, 3. Larynx, 4.
Trachea, 5. Syrinx, 6. Bronchi dan 7. Pulmo
Gambar: Bagian-bagian dari kantung udara
B.
MEKANISME
PERNAFASAN AVES
1.
Istirahat
a. Fase Inspirasi
tulang rusuk bergerak ke depan –
volume rongga dada membesar – tekanan mengecil – udara akan masuk melalui
saluran pernapasan. Saat inilah sebagian oksigen masuk ke paru-paru dan
O2 berdifusi ke dalam darah kapiler, dan sebagian udara
dilanjutkan masuk ke dalam katong-kantong udara.
b. Fase Ekspirasi : tulang rusuk kembali ke posisi
semula – rongga dada mengecil – tekanan membesar. Pada saat ini udara dalam
alveolus dan udara dalam kantong-kantong hawa bersama-sama keluar melalui
paru-paru. Pada saat melewati alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler
alveolus, dan darah melepas CO2. Dengan demikian, pertukaran gas CO2
dan O2 dapat berlangsung saat inspirasi dan ekspirasi
2.
Terbang.
Pada saat terbang, burung tidak dapat menggerakkan tulang
rusuknya. Oleh sebab itu, pada saat burung terbang yang berperan penting dalam
pernapasan adalah kantong hawa. Inspirasi dan ekspirasinya dilakukan secara
bergantian oleh pundi-pundi hawa antar tulang korakoid (bahu) dan pundi hawa
bawah ketiak.
a. Fase Inspirasi : Pada saat sayap diangkat, pundi
hawa antar tulang korakoid terjepit, sedangkan pundi hawa ketiak mengembang,
akibatnya udara masuk ke pundi hawa ketiak melewati paru-paru, terjadilah
inspirasi. Saat melewati paru-paru akan terjadi pertukaran gas O2
dan CO2.
b.
Fase
Ekspirasi :
Sebaliknya pada saat sayap diturunkan, pundi hawa ketiak terjepit, sedangkan
pundi hawa antar tulang korakoid mengembang, sehingga udara mengalir keluar
dari kantong hawa melewati paru-paru sehingga terjadilah ekspirasi.
Saat melewati paru-paru akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.
Dengan cara inilah inspirasi dan ekspirasi udara dalam paru-paru burung saat
terbang. Jadi pertukaran gas pada burung saat terbang juga berlangsung saat
inspirasi dan ekspirasi.
3.
Bagan
pernapasan pada burung di saat hinggap adalah sebagai berikut.
Burung mengisap udara - udara
mengalir lewat bronkus ke pundi-pundi udara bagian belakang - bersamaan dengan
itu udara yang sudah ada di paru-paru mengalir ke pundi pundi udara - udara di
pundi-pundi belakang mengalir ke paru-paru - udara menuju pundi pundi udara
depan.
C.
MAMALIA
System
Respirasi pada mamalia adalah Alur-alur hidung mengandung tulang-tulang
turbinal yang berkelok-kelok yang memperluas permukaan olfaktori. Laring
beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita suara. Dua paru-paru
masing-masing dalam ruang pleura yang terpisah. Fase aktif dalam pernapasan
adalah inspirasi yang diikuti oleh depresi (perataan) dari diafragma dan
elevasi dari tulang-tulang iga (dengan gerakan melengkung keluar).
1.
Mekanisme Ventilasi (Pertukaran Udara) Pulmonalis
Paru-paru dapat membesar dan berkontraksi dengan 2 jalan :
-
Dengan gerakan turun naik diafragma
akan memanjang dan memperpendek rongga dada, dan
-
Dengan pengangkatan dan penekanan
tulang rusuk akan mengangkat/memperbesar dan menurunkan/memperkecil diameter
anteroposterior rongga dada.
Pernafasan normal dilakukan hampir sempurna oleh gerakan
inspirasi (menghirup) diafragma. Selama inspirasi diafragma menarik ke bawah
permukaan bagian bawah paru-paru. Selama ekspirasi (menghembus) diafragma
berelaksasi dan mendorong paru-paru ke belakang, dinding dada dan struktur
perut mendorong paru-paru. Selama bernafas berat, dorongan ke belakang tidak
cukup kuat untuk menyebabkan respirasi cepat, hal itu dapat dicapai dengan
kontraksi urat perut yang mendorong isi perut ke atas melawan diafragma bagian
bawah. Cara kedua untuk memperbesar paru-paru adalah dengan
meningkatkan/memperbesar ruangan dada melalui rib cage. Hal
itu akan memperbesar paru-paru karena dalam posisi istirahat secara alamiah,
tulang rusuk miring ke bawah, sehingga memungkinkan tulang dada bergerak ke
belakang di depan kolumnis spinalis. Namun, bila rib cage terangkat,
tulang rusuk langsung mengarah ke belakang. Dengan demikian, tulang dada pada
waktu itu bergerak ke belakang menjauhi spinosus yang menyebabkan
anteroposterior dada menjadi lebih besar kira-kira 20% selama respirasi
maksimum dibandingkan selama ekspirasi. Oleh karena itu, berbagai otot tersebut
yang mengangkat rongga dada dapat diklasifikasikan sebagai urat daging
inspirasi, dan urat daging yang menekan rongga dada adalah urat daging
ekspirasi.
2.
Kapasitas dan Volume Paru-paru
Suatu
metode sederhana untuk mempelajari pertukaran udara paru-paru adalah mancatat
volume udara yang bergerak ke dalam dan ke luar paru-paru disebut spirometer.
Sebuah alat spirometer terdiri dari sebuah silinder yang berada dalam sebuah
ruangan berisi air yang keseimbangannya dapat diatur melalui suatu pemberat.
Dalam selinder terdapat campuran udara pernafasan biasanya udara atau O2 ;
suatu tabung yang menghubungkan mulut dengan ruang udara. Karena nafas masuk
dan ke luar ruang udara maka silinder terangkat/naik dan turun, dan suatu
grafik akan terlihat pada kertas yang terdapat pada silinder yang berputar.
Untuk memudahkan menjelaskan berbagai kejadian pertukaran udara paru-paru maka
udara dalam paru-paru telah dibagi menjadi 4 volume dan 4 kapasitas.
Volume
paru-paru bagian kiri terdiri atas 4 volume yang berbeda dan bila dijumlahkan
semuanya sama dengan volume maksimum paru-paru yang masih dapat diharapkan.
Arti penting dari
masing-masing volume tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Volume tidal (tidal volume = TV) adalah
volume udara pada waktu inspirasi atau ekspirasi normal.
2.
Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve
volume = IRV) adalah volume ekstra udara yang masih dapat dihirup
setelah inspirasi normal sebagai volume udara tambahan terhadap volume volume
tidal.
3.
Volume cadangan ekspirasi (expiratory reseve
volume = ERV) adalah jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan
berekspirasi sekuat-kuatnya (maksimum) pada saat akhir ekspirasi normal.
4.
Volume residu (residual volume = RV)
adalah volume udara yang masih tinggal di dalam paru-paru setelah melakukan
respirasi maksimum.
Kapasitas
paru-paru dalam siklus paru-paru kadang-kadang perlu mempertimbangkan 2 atau
lebih volume udara tersebut di atas secara bersama-sama. Penggabungan ini
disebut kapasitas paru-paru.
Kapasitas paru-paru
berbeda-beda dapat dijelaskan sebagai berikut ini.
1.
Kapasitas inspirasi (inspiratory capacity/IC)
= volume tidal (TV) + volume cadangan inspirasi (IRV). Ini adalah sejumlah
udara yang berarti seseorang bernafas mulai dengan tingkat ekspirasi normal dan
memperbesar paru-parunya hingga maksimum.
2.
Kapasitas residu fungsional (functional residual
capacity/FRC) = volume cadangan ekspirasi (ERV) + volume residu (RV).
Ini adalah sejumlah udara yang tinggal dalam paru-paru pada akhir ekspirasi
normal.
3.
Kapasitas vital (vital capacity/VC) =
volume cadangan inspirasi (IRV) + volume tidal (TV) + volume cadangan ekspirasi
(ERV). Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru-paru
setelah ekspirasi dan dilanjutkan dengan ekspirasi maksimum.
4.
Kapasita total paru-paru (total lung capacity/TLC)
adalah volume maksimum paru-paru yang masih dapat diperbesar dengan inspirasi
sekuat mungkin.
TLC = IRV + TV + ERV + RV.
Volume kira-kira udara dan
Kapasitas kira-kira udara
Volume
|
Kapasitas
|
TV : 500 ml
IRV : 3000 ml
ERV : 1100 ml
RV : 1200 ml
|
IC : 3500 ml
FRC : 2300 ml
TLC : 5800 ml
|
Semua
volume dan kapasitas paru-paru wanita 20 – 25% lebih rendah dibandingkan
laki-laki, dan volume serta kapasitasnya lebih besar pada orang yang bertubuh
besar dan olahragawan dibandingkan dengan orang yang bertubuh kecil dan
menderita asma.
3.
Difusi Gas
Melalui Membrana Respirasi
Unit alat pernafasan terdiri dari bronkhiolus, berbagai
saluran alveoli, atrium dan alveoli (kira-kira 300 juta pada kedua paru-paru,
masing-masing alveolus mempunyai diameter kira-kira 0,25 mm. Dinding alveoli
sangat tipis, dan di antara banyak dinding itu terdapat berbagai kapiler yang
cukup kuat. Aliran darah pada dinding kapiler merupakan suatu sheet dari
peredaran darah. Jadi jelaslah bahwa gas alveoli hampir sama dengan gas darah
kapiler. Konsekwensinya pertukaran gas antara udara alveoli dan darah
volmonaris terjadi di seluruh membrana terminal paru-paru. Membran ini disebut
membrana respirasi atau membrana vulmonaris.
4.
Transportasi
O2 dan CO2
Gas dapat mengaliri suatu tempat ke tempat lain dengan jalan
difusi dan hal ini selalu disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan dari satu
tempat terhadap tempat lainnya. Jadi, O2 berdifusi dari alveoli ke
dalam pembuluh darah kapiler pulmonaris karena perbedaan tekanan yang dalam hal
ini tekanan O2 (PO2) di dalam alveoli lebih besar
dibandingkan dengan PO2 di dalam darah pulmonaris. Darah pulmonaris
diangkut melalui sirkulasi darah menuju berbagai jaringan perifir. Di sana PO2
lebih rendah dalam sel dibandingkan dengan yang di dalam darah arteri
yang masuk ke dalam berbagai pembuluh darah kapiler. Di situ lagi PO2 jauh
lebih tinggi dalam darah kapiler menyebabkan O2 berdifusi ke luar
dari pembuluh kapiler dan seluruh cairan interstisial menuju sel.
Karena O2 dimetabolisasikan dengan makanan dalam
sel untuk membentuk CO2 maka tekanan CO2 (PCO2)
meningkat mencapai nilai tinggi dalam sel yang menyebabkan CO2 berdifusi
dari sel ke dalam jaringan kapiler. CO2 dalam darah diangkut ke
kapiler pulmonaris. CO2 itu berdifusi ke luar dari darah dan menuju
ke dalam alveoli karena PCO2 di dalam alveoli lebih rendah
dibandingkan dengan yang di dalam darah. Hal yang mendasar di sini adalah bahwa
angkutan O2 dan CO2 ke dan dari berbagai jaringan
tergantung dari difusi dan aliran darah secara berturut-turut.
5.
Faktor
yang Mempengaruhi Difusi Gas
faktor yang menentukan betapa cepat suatu gas melalui
membrana tersebut adalah :
a.
ketebalan membrana
b.
luas permukaan membrane
c.
koefisien difusi gas dalam substansi
membrane
d.
perbedaan tekanan antara kedua sisi
membrana.
Sering terjadi kecepatan difusi melalui membrana tidak
proporsional terhadap ketebalan membrana sehingga setiap faktor yang
meningkatkan ketebalan melebihi 2 – 3 kali dibandingkan dengan yang normal
dapat mempengaruhi secara sangat nyata pertukaran gas pernafasan normal. Khusus
pada olahragawan, luas permukaan membrana respirasi sangat mempengaruhi
prestasi dalam pertandingan maupun latihan. Luas permukaan paru-paru yang
berkurang dapat berpengaruh serius terhadap pertukaran gas pernafasan. Dalam
hal koefisien difusi masing-masing gas kaitannya dengan perbedaan tekanan
ternyata CO2 berdifusi melalui membrana kira-kira 20 kali lebih
cepat dari O2, dan O2 dua kali lebih cepat dari N2.
Dalam hal perbedaan tekanan gas, tekanan gas parsial menyebabkan gas mengalir
melalui membrana respirasi. Dengan demikian, bila tekanan parsial suatu gas
dalam alveoli lebih besar dibandingkan dengan tekanan gas dalam darah seperti
halnya O2 , difusi terjadi dari alveoli ke arah dalam, tetapi bila
tekanan gas dalam darah lebih besar dibandingkan dengan dalam alveoli seperti
halnya CO2 maka difusi terjadi dari darah ke dalam alveoli.
6.
Kapasitas
Difusi Membrana Respirasi
Kemampuan seluruh membrana respirasi untuk terjadinya
pertukaran gas antara alveoli dan darah pulmonaris dapat diekspresikan dengan
istilah kapasitas difusinya, yang dapat didefinisikan sebagai volume gas
yang berdifusi melalui membrana tadi setiap menit untuk setiap perbedaan
tekanan 1 mm Hg. Kapasitas difusi O2 laki-laki muda dewasa pada
waktu istirahat rata-rata 21 ml per menit per mm Hg. Rata-rata perbedaan
tekanan O2 menembus membrana respirasi selama dalam keadaan normal
yaitu dalam keadaan bernafas tenang kira-kira 11 mm Hg. Peningkatan tekanan itu
menghasilkan kira-kira 230 ml O2 berdifusi normal melalui membrana
respirasi setiap menit; dan itu sama dengan kecepatan tubuh menggunakan O2.
Di lain pihak, kapasitas difusi CO2 belum pernah dihitung
karena kesukaran teknis. Sebenarnya sangat penting diketahui kapasitas difusi
yang tinggi dari CO2 itu. Bila tidak demikian maka membrana
respirasi banyak mengalami kerusakan. Akibatnya, kapasitasnya membawa O2 ke
dalam darah sering tidak cukup sehingga menyebabkan kematian seseorang jauh
lebih cepat daripada ketidakseimbangan yang serius dari difusi CO2.
7.
Mekanisme
Respirasi
Selama respirasi, terjadi gerakan dada (thorax) dan
perut. Pada inspirasi sternum coracoid , furcula, dan rusuk
bergerak ke depan dan ke bawah. Rusuk vertebral ditarik ke depan dan ke dalam.
Jadi, pada inspirasi diameter vertikal dada bertambah besar dan diameter
melintangnya bertambah kecil. Paru-paru membesar pada saat inspirasi, dan
tulang rusuk serta dada tertarik ke arah dalam.
FOTO HASIL PENGAMATAN
PEMBAHASAN
Pada unggas dampak faktor lingkungan adalah ritme meningkat
dan detak jantung meningkat (meningkatnya pertukaran juga dan deyut nadi
meningkat).
Perbedaan Sistem
Respirasi pada Unggas dengan Mamalia :
Paru-paru pada mamalia pertukaran
oksigen denagn karbondioksida terjadi di kantung mikroskopis yang terdapat di
paru-paru yang kemudian disebut dengan alveoli. Sedangkan pada paru-paru
unggas, pertukaran gas terjadi di dinding mikroskopis tubulus, yang biasa
disebut dengan kapiler udara.
Sistem pernapasan unggas lebih
efisien dibandingkan pada mamalia. mentransfer oksigen lebih dengan
masing-masing pernafasan. Ini juga berarti bahwa racun dalam udara juga
ditransfer lebih efisien. Ini adalah salah satu alasan mengapa asap dari teflon
beracun untuk aves, tetapi tidak untuk mamalia pada konsentrasi yang sama.
Ketika membandingkan umggas dan mamalia dengan berat yang sama, unggas memiliki
tingkat pernafasan yang lebih lambat. Respirasi pada unggas memerlukan dua
siklus pernafasan untuk memindahkan udara melalui sistem pernapasan
keseluruhan. Dalam mamalia, hanya satu siklus pernapasan diperlukan.
Pulmo unggas terletak pada pangkal
tulang rusuk, unggas tidak memiliki kelenjar keringat sedangkan mamalia
memiliki kelenjar keringat.
KESIMPULAN
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa :
A.
Unggas
1.
Unggas bernafas
menggunakan paru-paru dan dibantu dengan pundi-pundi udara/paru-paru tambahan,
2.
Pundi-pundi udara pada
unggas berupa selaput bening,
3.
Kantung udara pada
unggas saat terbang membantu memompa udara,
4.
Pembuluh nadi pada
unggas terdapat pada pangkal paha dan leher unggas,
5.
otot-otot yang terdapat di trachea dan
syarinx, yaitu : Musculus syringealis intrinsic, musculus sterno trachealis,
B.
Mamalia
1.
Pernafasan
normal dilakukan hampir sempurna oleh gerakan inspirasi (menghirup) diafragma,
2.
Prinsip dan formula terjadinya
difusi gas melalui membrana respirasi sama dengan difusi gas melalui air dan
berbagai jaringan,
3.
Volume paru-paru bagian kiri terdiri atas 4
volume yaitu : Volume tidal (tidal volume = TV), Volume cadangan
inspirasi (inspiratory reserve volume = IRV), Volume cadangan
ekspirasi (expiratory reseve volume = ERV), Volume residu (residual
volume = RV),
4.
Volume kira-kira udara dan Kapasitas
kira-kira udara
Volume
|
Kapasitas
|
TV : 500 ml
IRV : 3000 ml
ERV : 1100 ml
RV : 1200 ml
|
IC : 3500 ml
FRC : 2300 ml
TLC : 5800 ml
|
bagus postingnya.
BalasHapus