LAPORAN PRAKTIKUM
“
LAPORAN PRAKTIKUM
“PENGUJIAN SIFAT LEMAK dan MINYAK”
TUGAS
MATA KULIAH BIOKIMIA
Jurusan Peternakan
Program Studi Produksi Ternak
Oleh
Deddy Lauren Andriyanto
C31120204
Dosen
Dr. Ir. Rr. Merry Muspita DU,MP
Nurkholis, MP
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok
yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam
serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar,
misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon
lainnya. Lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas
karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut.
Lemak
merupakan senyawa yang tidak larut dalam air.Lemak adalah salah satu bentuk lipida
dalam tubuh yang berfungsi sebagai sumber energy.Lemak sederhana adalah
merupakan ester dari asam lemak. Hidrolis dari suatu lemak akan dihasilkan satu
molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak. Lemak dan minyak keduanya adalah
lemak sederhana, perbedaannya terletak pada banyaknya ikatan rangkap (ketidak
jenuhan).
Lemak
dan minyak termasuk kelompok lipid, pada umumnya bersifat tidak larut dalam
air.Untuk pengertian sehari hari lemak merupakan bahan padat dalam suhu kamar,
sedangkan minyak dalam bentuk cair pada suhu kamar. Lemak merupakan bahan padat
pada suhu kamar, diantaranya disebabkan oleh kandungan yang tinggi akan asam
lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap, sehingga
mempunyai titik lebur yang lebih tinggi. Asam lemak jenuh yang terdapat di alam
adalah asam palmitat dan asam asetat.
Minyak
merupakan bahan cair diantaranya disebabkan rendahnya kandungan asam lemak
jenuh dan tinggi kandungan asam lemak yang tidak jernih, yang memiliki satu
atau lebih ikatan rangkap diantara atom atom karbonnya, sehingga mempunyai
titik lebur yang rendah untuk menghilangkan ikatan rangkap bisa dilakukan
dengan cara hidrogenasi yang dapat merubah dari bentuk cair berbentuk padat.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. LEMAK dan MINYAK
Lemak
dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu
senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform
(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya. Lemak dan minyak dapat larut dalam
pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas
yang sama dengan pelaut tersebut
A. LEMAK
Lemak adalah kelompok ikatan organik yang
terdiri atas unsure-unsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O), yang
mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu, seperti petroleum
benzene, ether. Lemak yang mempunyai titik lebur rendah bersifat
cair.(Sediaoetama, 1989).
Lemak adalah bahan-bahan yang mengandung asam
lemak, baik ada yang dalam bentuk cair dalam temperatur biasa maupun ada dalam
bentuk padat.lemak cair dalam temperatur biasa disebut minyak (oil), sedangkan
yang berbentuk padat disebut lemak (fat).
Struktur kimia lemak terdiri dari ikatan
antara asam lemak dan gliserol.Sifat lemak larut dalam pelarut non polar,
seperti etanol, ether, kloroform, dan benzene. (Sunita Almatsier, 2004).
Lemak merupakan bahan padat pada suhu ruang
disebabkan kandungannya yang tinggi akan asam lemak jenuh yang tidak memiliki
ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi, sedangkan
minyak merupakan bahan cair pada suhu ruang disebabkan tingginya kandungan asam
lemak yang tidak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap diantara
atom-atom karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang rendah (Winarno,
1992).
Lemak
merupakan bahan padat dalam suhu kamar, lemak ini mempunyai komposisi asam
stearat dan asam palminat yang memiliki titik lebur lebih tinggi, lemak ini
juga disebut sebagai asam lemak jenuh.
Sifat-sifat
penting dalam lemak:
·
Pada pemanasan tertentu akan terjadi
pencairan secara perlahan
·
Jika dipanaskan secara berlebihan, pada
awalnya akan mengeluarkan asam yang disusul dengan memijar dan akhirnya
terbakar.
·
Dengan udara dan air akan terbentuk emulsi,
globula lemak akan muncul pada sejumlah air yang besar, seperti yang terjadi
pada santan dan susu. Sedangkan droplet air akan timbul pada beberapa lemak
misalnya dalam mentega.
·
Sebagai bahan pelicin dalam makanan. Ketika
makan roti akan lebih mudah ditelan jika diberi olesan lemak.
·
Sebagai shortening agent, dimana jika lemak
bercampur dengan protein dalam daging akan dapat mengempukkan
(melunakkan) daging.
B. Minyak
Minyak adalah istilah umum untuk semua
cairan organik yang tidak larut/bercampur
dalam air (hidrofobik)
tetapi larut dalam pelarut organik. Ada sifat tambahan lain yang dikenal awam:
terasa licin apabila dipegang. Dalam arti sempit, kata 'minyak' biasanya
mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau produk olahannya: minyak tanah
(kerosena). Namun demikian, kata ini sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak
sebagai bagian dari menu makanan (misalnya minyak goreng), sebagai bahan bakar
(misalnya minyak tanah), sebagai pelumas (misalnya minyak rem), sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai wangi-wangian (misalnya minyak nilam).
Minyak adalah salah satu
kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat
di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),
Kloroform (CHCl3),
benzena dan hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama.
Minyak merupakan senyawaan
trigliserida
atau triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”.Jadi minyak juga
merupakan senyawaan ester.Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol.Asam
karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang
panjang dan tidak bercabang.
Dilihat
dari asalnya terdapat dua golongan besar minyak: minyak yang dihasilkan
tumbuh-tumbuhan (minyak nabati)
dan hewan (minyak hewani), dan
minyak yang diperoleh dari kegiatan penambangan (minyak
bumi).
Minyak yang dijumpai di
pasaran dapat berupa zat murni, tetapi umumnya adalah larutan/campuran. Proses pengolahan minyak murni (penyulingan / kilang minyak)
biasanya mencakup pemisahan dari bahan-bahan residu diikuti dengan pendinginan
(kondensasi).Proses pencampuran dengan bahan-bahan tertentu jika diperlukan
dapat dilakukan setelahnya.
Dalam pembentukkan minyak,
enzim denaturase akan membantu memasukkan ikatan rangkap pada posisi tertentu
di rantai asam lemak. Enzim akan terus bekerja berurutan hingga menghasilkan
produk akhir yaitu minyak
C.
Klasifikasi Lemak dan Minyak
a.
Berdasarkan strukturnya
·
Lemak
sederhana (simple lipids). Ester lemak – alkohol
Contohnya : ester gliserida, lemak,
dan malam.
·
Lemak
komplek (composite lipids & sphingolipids). Ester lemak – non
alkohol
Contohnya : fosfolipid, glikolipid,
aminolipid, lipoprotein.
·
Turunan
lemak (derived lipids)
Contohnya : asam lemak,
gliserol, keton, hormon, vitamin larut lemak, steroid, karotenoid, aldehid asam
lemak, lilin dan hidrokarbon.
b.
Berdasarkan kejenuhannya
·
Asam
lemak jenuh
Asam lemak jenuh merupakan
asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam
lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu sama lain, sehingga
gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud padat.
Contohnya ialah : asam butirat, asam palmitat, asam stearat.
·
Asam
lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh
merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai
hidrokarbonnya .asam lemak dengan lebih dari satu ikatan dua tidak
lazim,terutama terdapat pada minyak nabati,minyak ini disebut poliunsaturat.
Trigliserida tak jenuh ganda (poli-unsaturat) cenderung berbentuk
minyak. Contohnya ialah : asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
c.
Berdasarkan sifat mengering
·
Minyak
mengering (drying oil)
Minyak yang mempunyai
sifat dapat mengering jika kena oksidasi , dan akan berubah menjadi lapisan
tebal , bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika dibiarkan di udara
terbuka. Contoh: minyak kacang kedelai, minyakbiji karet
·
Minyak
setengah mengering (semi-drying oil)
Minyak yang mempunyai daya
mengering yang lebih lambat. Contohnya: minyak biji kapas minyak bunga
matahari
·
Minyak
tidak mengering (non drying oil)
Contohnya : minyak zaitun,
minyak buah persik, minyak kacang, dan minyak sapi.
D.
Sifat-sifat kimia Minyak dan Lemak
1)
Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan
untuk asam-asam lemak bebas dari trigliserida,menjadi bentuk ester. Reaksi
esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut interifikasi atau
penukaran ester yang didasarkan pada prinsip transesterifikasi Fiedel-Craft.
2)
Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah
menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisi mengakibatkan
kerusakan lemak dan minyak.Ini terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air
dalam lemak dan minyak tersebut.
3)
penyabunan
Reaksi ini dilakukan dengan penambhan sejumlah larutan
basa kepada trigliserida. Bila penyabunan telah lengkap,lapisan air yang
mengandung gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan.
4)
Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan
dari rantai karbon asam lemak pada lemak atau minyak .setelah proses
hidrogenasi selesai , minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan
disaring . Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras , tergantung
pada derajat kejenuhan.
5)
Pembentukan
keton
Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa
esterr.
6)
Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara
sejumlah oksigen dengan lemak atau minyak .terjadinya reaksi oksidasi ini akan
mengakibatkan bau tengik pada lemak atau minyak.
E. Perbedaan Antara Lemak dan Minyak
Perbedaan
antara lemak dan minyak antara lain, yaitu:
·
Pada temoperatur kamar lemak berwujud padat dan minyak
berwujud cair,
·
Gliserrida pada hewan berupa lemak (lemak hewani) dan
gliserida pada tumbuhan berupa miyak (minyak nabati).
Komponen minyak terdiri dari gliserrida yang memiliki banyak asam lemak
tak jenuh sedangkan komponen lemak memiliki asam lemak jenuh.
2.
BENSIN
Bensin, atau Petrol (biasa disebut gasoline
di Amerika Serikat dan Kanada) adalah cairan
bening, agak kekuning-kuningan, dan berasal dari pengolahan minyak bumi yang sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar di mesin pembakaran
dalam. Bensin juga dapat digunakan sebagai pelarut, terutama karena kemampuannya yang dapat
melarutkan cat.Sebagian besar bensin tersusun dari hidrokarbon alifatik yang diperkaya dengan iso-oktana atau benzena untuk menaikkan nilai oktan.Kadang-kadang,
bensin juga dicampur dengan etanol sebagai bahan
bakar alternatif.
Bensin diproduksi di kilang minyak.Material
yang dipisahkan dari minyak mentah lewat distilasi,
belum dapat memenuhi standar bahan bakar untuk mesin-mesin modern. Material ini
nantinya akan menjadi campuran hasil akhir.
Semua bensin terdiri dari hidrokarbon,
dengan atomkarbon berjumlah antara 4 sampai 12 (biasanya disebut C4 sampai C12).
3.
LARUTAN ETER
Eter adalah suatu senyawa
organik yang
mengandung gugus R—O—R', dengan R dapat berupa alkil maupun aril.[1] Contoh senyawa eter yang paling umum
adalah pelarut dan anestetikdietil
eter (etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3).
Eter sangat umum ditemukan dalam kimia organik dan biokimia, karena gugus ini
merupakan gugus penghubung pada senyawa karbohidrat dan lignin.
Eter memiliki ikatan C-O-C
yang bersudut ikat sekitar 110° dan jarak C-O sekitar 140 pm. Sawar rotasi
ikatan C-O sangatlah rendah. Menurut teori ikatan valensi, hibridisasi oksigen pada senyawa
eter adalah sp3.
Oksigen lebih
elektronegatif daripada karbon, sehingga hidrogen yang berada pada posisi alfa
relatif terhadap eter bersifat lebih asam daripada hidrogen senyawa
hidrokarbon.Walau demikian, hidrogen ini kurang asam dibandingkan dengan alfa
hidrogen keton.
4.
LARUTAN
NATRIUM CARBONAT
Natrium karbonat (juga
dikenal sebagai mencuci soda atau
soda abu), Na2CO3 adalah garam natrium dari asam karbonat. Ini paling
sering terjadi sebagai heptahidrat
kristal, yang siap effloresces untuk membentuk bubuk putih, monohidrat. Natrium karbonat dalam
negeri terkenal untuk digunakan
sehari-hari sebagai pelunak air. Hal ini dapat diekstraksi
dari abu banyak tanaman. Hal ini sintetis diproduksi dalam jumlah besar dari garam (natrium klorida) dan batu kapur dalam proses yang dikenal sebagai proses
Solvay.
BAB III
TABEL
PENGAMATAN
No
|
Jenis Larutan
|
Hasil Pengamatan
|
1
|
Minyak + aquades
|
Pada waktu dihomogenkan, kedua percobaan
terdapat gelembung serta setelah didiamkan terjadi gumpalan yang disebabkan
oleh minyak.
|
2
|
Minyak + bensin
|
Pada saat dilakukan dua percobaan kemudian
dihomogenkan, kedua larutan menyatu dengan sempurna.
|
3
|
Minyak + Na2Co3
|
Pada saat dilakukan homogenisasi, kedua
percobaan terdapat gelembung serta tidak dapat menyatu, setelah didiamkan,
terjadi penggumpalan dengan warna putih
|
4
|
Minyak + eter
|
Pada saat di homogenisas, kedua percobaan
dengan dua larutan menyatu dengan sangat sempurna, dengan warna larutan
berwarna putih.
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Ø Tabung 1
Larutan aquades
yang kemudian di campurkan dengan larutan minyak sebelum di homogenkan, kedua
larutan tidak dapat menyatu. Kedua larutan dapt dibedakan dengan sangat mudah.
Larutan aquades terletak di bawah minyak. Setelah dihomogenkan, kedua larutan
tetap tidak dapat menyatu. Di tandai dengan adanya gelembung yang merupakan
berasal dari larutan minyak. Kemudian larutan tersebut terjadi penggumpalan
yang dihasilkan oleh minyak.
Ø Tabung 2
Larutan bensin yang
campurkan dengan larutan minyak langsung menyatu hampir sempurna. Ditandai
dengan tidak adanya perubahan pada larutan. Setelah dihomogenkan, kedua larutan
menyatu dengan sempurna. Bensin dan minyak dapat menyatu karena kedua larutan berasal
dari pengolahan minyak bumi yang menyebabkan
kedua larutan mudah menyatu dengan sempurna.
Ø Tabung 3
Larutan Na2Co3 yang dicampurkan
dengan larutan minyak tidak dapat menyatu. Setelah dihomogenkan, kedua larutan
juga tidak dapat menyatu yang ditandai dengan terjadinya gelembung yang
disebabkan oleh larutan minyak. larutan kedua tersebut tidak dapat menyatu
karena Natrium karbonat dalam
negeri terkenal untuk digunakan
sehari-hari sebagai pelunak air
buka sebagai pelunak minyak yang menyebabkan tidak dapat menyatu.
Ø Tabung 4
Larutan eter yang dicampurkan
dengan larutan minyak menyatu dengan sempurna ditandai dengan berwarna putih
yang disebabkan oleh kedua larutan tersebut. Setelah dihomogenkan, kedua
larutan menyatu dengan sempurna yang ditandai dengan tidak ada perbedaan antara
kedua larutan tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
Pada setiap percobaan yang dilakukan,
percobaan pada tabung 1 dan 3 mengalami perubahan yang hamper sama yaitu pada
saat di homogenkan terjadi gelembung yang disebabkan oleh minyak dan saat di
diamkan terjadi gumpalan. Perbedaannya yaitu pada warna pada tabung 1 putih
keruh, pada tabung 3 putih susu.
Pada tabung 2 dan 4 mengalami perubahan
yang sama juga yaitu sama menyatu dengan sempurna, tetapi lebih sempurna dari
tabung 4 dan warna yang di hasilkan berwarna putih jernih. Pada tabung 2
berwarna kuning yang di sebabkan oleh warna bensin.
”
TUGAS
MATA KULIAH BIOKIMIA
Jurusan Peternakan
Program Studi Produksi Ternak
Oleh
Deddy Lauren Andriyanto
C31120204
Dosen
Dr. Ir. Rr. Merry Muspita DU,MP
Nurkholis, MP
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok
yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam
serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar,
misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon
lainnya. Lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas
karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut.
Lemak
merupakan senyawa yang tidak larut dalam air.Lemak adalah salah satu bentuk lipida
dalam tubuh yang berfungsi sebagai sumber energy.Lemak sederhana adalah
merupakan ester dari asam lemak. Hidrolis dari suatu lemak akan dihasilkan satu
molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak. Lemak dan minyak keduanya adalah
lemak sederhana, perbedaannya terletak pada banyaknya ikatan rangkap (ketidak
jenuhan).
Lemak
dan minyak termasuk kelompok lipid, pada umumnya bersifat tidak larut dalam
air.Untuk pengertian sehari hari lemak merupakan bahan padat dalam suhu kamar,
sedangkan minyak dalam bentuk cair pada suhu kamar. Lemak merupakan bahan padat
pada suhu kamar, diantaranya disebabkan oleh kandungan yang tinggi akan asam
lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap, sehingga
mempunyai titik lebur yang lebih tinggi. Asam lemak jenuh yang terdapat di alam
adalah asam palmitat dan asam asetat.
Minyak
merupakan bahan cair diantaranya disebabkan rendahnya kandungan asam lemak
jenuh dan tinggi kandungan asam lemak yang tidak jernih, yang memiliki satu
atau lebih ikatan rangkap diantara atom atom karbonnya, sehingga mempunyai
titik lebur yang rendah untuk menghilangkan ikatan rangkap bisa dilakukan
dengan cara hidrogenasi yang dapat merubah dari bentuk cair berbentuk padat.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. LEMAK dan MINYAK
Lemak
dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu
senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform
(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya. Lemak dan minyak dapat larut dalam
pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas
yang sama dengan pelaut tersebut
A. LEMAK
Lemak adalah kelompok ikatan organik yang
terdiri atas unsure-unsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O), yang
mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu, seperti petroleum
benzene, ether. Lemak yang mempunyai titik lebur rendah bersifat
cair.(Sediaoetama, 1989).
Lemak adalah bahan-bahan yang mengandung asam
lemak, baik ada yang dalam bentuk cair dalam temperatur biasa maupun ada dalam
bentuk padat.lemak cair dalam temperatur biasa disebut minyak (oil), sedangkan
yang berbentuk padat disebut lemak (fat).
Struktur kimia lemak terdiri dari ikatan
antara asam lemak dan gliserol.Sifat lemak larut dalam pelarut non polar,
seperti etanol, ether, kloroform, dan benzene. (Sunita Almatsier, 2004).
Lemak merupakan bahan padat pada suhu ruang
disebabkan kandungannya yang tinggi akan asam lemak jenuh yang tidak memiliki
ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi, sedangkan
minyak merupakan bahan cair pada suhu ruang disebabkan tingginya kandungan asam
lemak yang tidak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap diantara
atom-atom karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang rendah (Winarno,
1992).
Lemak
merupakan bahan padat dalam suhu kamar, lemak ini mempunyai komposisi asam
stearat dan asam palminat yang memiliki titik lebur lebih tinggi, lemak ini
juga disebut sebagai asam lemak jenuh.
Sifat-sifat
penting dalam lemak:
·
Pada pemanasan tertentu akan terjadi
pencairan secara perlahan
·
Jika dipanaskan secara berlebihan, pada
awalnya akan mengeluarkan asam yang disusul dengan memijar dan akhirnya
terbakar.
·
Dengan udara dan air akan terbentuk emulsi,
globula lemak akan muncul pada sejumlah air yang besar, seperti yang terjadi
pada santan dan susu. Sedangkan droplet air akan timbul pada beberapa lemak
misalnya dalam mentega.
·
Sebagai bahan pelicin dalam makanan. Ketika
makan roti akan lebih mudah ditelan jika diberi olesan lemak.
·
Sebagai shortening agent, dimana jika lemak
bercampur dengan protein dalam daging akan dapat mengempukkan
(melunakkan) daging.
B. Minyak
Minyak adalah istilah umum untuk semua
cairan organik yang tidak larut/bercampur
dalam air (hidrofobik)
tetapi larut dalam pelarut organik. Ada sifat tambahan lain yang dikenal awam:
terasa licin apabila dipegang. Dalam arti sempit, kata 'minyak' biasanya
mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau produk olahannya: minyak tanah
(kerosena). Namun demikian, kata ini sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak
sebagai bagian dari menu makanan (misalnya minyak goreng), sebagai bahan bakar
(misalnya minyak tanah), sebagai pelumas (misalnya minyak rem), sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai wangi-wangian (misalnya minyak nilam).
Minyak adalah salah satu
kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat
di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),
Kloroform (CHCl3),
benzena dan hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama.
Minyak merupakan senyawaan
trigliserida
atau triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”.Jadi minyak juga
merupakan senyawaan ester.Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol.Asam
karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang
panjang dan tidak bercabang.
Dilihat
dari asalnya terdapat dua golongan besar minyak: minyak yang dihasilkan
tumbuh-tumbuhan (minyak nabati)
dan hewan (minyak hewani), dan
minyak yang diperoleh dari kegiatan penambangan (minyak
bumi).
Minyak yang dijumpai di
pasaran dapat berupa zat murni, tetapi umumnya adalah larutan/campuran. Proses pengolahan minyak murni (penyulingan / kilang minyak)
biasanya mencakup pemisahan dari bahan-bahan residu diikuti dengan pendinginan
(kondensasi).Proses pencampuran dengan bahan-bahan tertentu jika diperlukan
dapat dilakukan setelahnya.
Dalam pembentukkan minyak,
enzim denaturase akan membantu memasukkan ikatan rangkap pada posisi tertentu
di rantai asam lemak. Enzim akan terus bekerja berurutan hingga menghasilkan
produk akhir yaitu minyak
C.
Klasifikasi Lemak dan Minyak
a.
Berdasarkan strukturnya
·
Lemak
sederhana (simple lipids). Ester lemak – alkohol
Contohnya : ester gliserida, lemak,
dan malam.
·
Lemak
komplek (composite lipids & sphingolipids). Ester lemak – non
alkohol
Contohnya : fosfolipid, glikolipid,
aminolipid, lipoprotein.
·
Turunan
lemak (derived lipids)
Contohnya : asam lemak,
gliserol, keton, hormon, vitamin larut lemak, steroid, karotenoid, aldehid asam
lemak, lilin dan hidrokarbon.
b.
Berdasarkan kejenuhannya
·
Asam
lemak jenuh
Asam lemak jenuh merupakan
asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam
lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu sama lain, sehingga
gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud padat.
Contohnya ialah : asam butirat, asam palmitat, asam stearat.
·
Asam
lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh
merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai
hidrokarbonnya .asam lemak dengan lebih dari satu ikatan dua tidak
lazim,terutama terdapat pada minyak nabati,minyak ini disebut poliunsaturat.
Trigliserida tak jenuh ganda (poli-unsaturat) cenderung berbentuk
minyak. Contohnya ialah : asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
c.
Berdasarkan sifat mengering
·
Minyak
mengering (drying oil)
Minyak yang mempunyai
sifat dapat mengering jika kena oksidasi , dan akan berubah menjadi lapisan
tebal , bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika dibiarkan di udara
terbuka. Contoh: minyak kacang kedelai, minyakbiji karet
·
Minyak
setengah mengering (semi-drying oil)
Minyak yang mempunyai daya
mengering yang lebih lambat. Contohnya: minyak biji kapas minyak bunga
matahari
·
Minyak
tidak mengering (non drying oil)
Contohnya : minyak zaitun,
minyak buah persik, minyak kacang, dan minyak sapi.
D.
Sifat-sifat kimia Minyak dan Lemak
1)
Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan
untuk asam-asam lemak bebas dari trigliserida,menjadi bentuk ester. Reaksi
esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut interifikasi atau
penukaran ester yang didasarkan pada prinsip transesterifikasi Fiedel-Craft.
2)
Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah
menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisi mengakibatkan
kerusakan lemak dan minyak.Ini terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air
dalam lemak dan minyak tersebut.
3)
penyabunan
Reaksi ini dilakukan dengan penambhan sejumlah larutan
basa kepada trigliserida. Bila penyabunan telah lengkap,lapisan air yang
mengandung gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan.
4)
Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan
dari rantai karbon asam lemak pada lemak atau minyak .setelah proses
hidrogenasi selesai , minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan
disaring . Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras , tergantung
pada derajat kejenuhan.
5)
Pembentukan
keton
Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa
esterr.
6)
Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara
sejumlah oksigen dengan lemak atau minyak .terjadinya reaksi oksidasi ini akan
mengakibatkan bau tengik pada lemak atau minyak.
E. Perbedaan Antara Lemak dan Minyak
Perbedaan
antara lemak dan minyak antara lain, yaitu:
·
Pada temoperatur kamar lemak berwujud padat dan minyak
berwujud cair,
·
Gliserrida pada hewan berupa lemak (lemak hewani) dan
gliserida pada tumbuhan berupa miyak (minyak nabati).
Komponen minyak terdiri dari gliserrida yang memiliki banyak asam lemak
tak jenuh sedangkan komponen lemak memiliki asam lemak jenuh.
2.
BENSIN
Bensin, atau Petrol (biasa disebut gasoline
di Amerika Serikat dan Kanada) adalah cairan
bening, agak kekuning-kuningan, dan berasal dari pengolahan minyak bumi yang sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar di mesin pembakaran
dalam. Bensin juga dapat digunakan sebagai pelarut, terutama karena kemampuannya yang dapat
melarutkan cat.Sebagian besar bensin tersusun dari hidrokarbon alifatik yang diperkaya dengan iso-oktana atau benzena untuk menaikkan nilai oktan.Kadang-kadang,
bensin juga dicampur dengan etanol sebagai bahan
bakar alternatif.
Bensin diproduksi di kilang minyak.Material
yang dipisahkan dari minyak mentah lewat distilasi,
belum dapat memenuhi standar bahan bakar untuk mesin-mesin modern. Material ini
nantinya akan menjadi campuran hasil akhir.
Semua bensin terdiri dari hidrokarbon,
dengan atomkarbon berjumlah antara 4 sampai 12 (biasanya disebut C4 sampai C12).
3.
LARUTAN ETER
Eter adalah suatu senyawa
organik yang
mengandung gugus R—O—R', dengan R dapat berupa alkil maupun aril.[1] Contoh senyawa eter yang paling umum
adalah pelarut dan anestetikdietil
eter (etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3).
Eter sangat umum ditemukan dalam kimia organik dan biokimia, karena gugus ini
merupakan gugus penghubung pada senyawa karbohidrat dan lignin.
Eter memiliki ikatan C-O-C
yang bersudut ikat sekitar 110° dan jarak C-O sekitar 140 pm. Sawar rotasi
ikatan C-O sangatlah rendah. Menurut teori ikatan valensi, hibridisasi oksigen pada senyawa
eter adalah sp3.
Oksigen lebih
elektronegatif daripada karbon, sehingga hidrogen yang berada pada posisi alfa
relatif terhadap eter bersifat lebih asam daripada hidrogen senyawa
hidrokarbon.Walau demikian, hidrogen ini kurang asam dibandingkan dengan alfa
hidrogen keton.
4.
LARUTAN
NATRIUM CARBONAT
Natrium karbonat (juga
dikenal sebagai mencuci soda atau
soda abu), Na2CO3 adalah garam natrium dari asam karbonat. Ini paling
sering terjadi sebagai heptahidrat
kristal, yang siap effloresces untuk membentuk bubuk putih, monohidrat. Natrium karbonat dalam
negeri terkenal untuk digunakan
sehari-hari sebagai pelunak air. Hal ini dapat diekstraksi
dari abu banyak tanaman. Hal ini sintetis diproduksi dalam jumlah besar dari garam (natrium klorida) dan batu kapur dalam proses yang dikenal sebagai proses
Solvay.
BAB III
TABEL
PENGAMATAN
No
|
Jenis Larutan
|
Hasil Pengamatan
|
1
|
Minyak + aquades
|
Pada waktu dihomogenkan, kedua percobaan
terdapat gelembung serta setelah didiamkan terjadi gumpalan yang disebabkan
oleh minyak.
|
2
|
Minyak + bensin
|
Pada saat dilakukan dua percobaan kemudian
dihomogenkan, kedua larutan menyatu dengan sempurna.
|
3
|
Minyak + Na2Co3
|
Pada saat dilakukan homogenisasi, kedua
percobaan terdapat gelembung serta tidak dapat menyatu, setelah didiamkan,
terjadi penggumpalan dengan warna putih
|
4
|
Minyak + eter
|
Pada saat di homogenisas, kedua percobaan
dengan dua larutan menyatu dengan sangat sempurna, dengan warna larutan
berwarna putih.
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Ø Tabung 1
Larutan aquades
yang kemudian di campurkan dengan larutan minyak sebelum di homogenkan, kedua
larutan tidak dapat menyatu. Kedua larutan dapt dibedakan dengan sangat mudah.
Larutan aquades terletak di bawah minyak. Setelah dihomogenkan, kedua larutan
tetap tidak dapat menyatu. Di tandai dengan adanya gelembung yang merupakan
berasal dari larutan minyak. Kemudian larutan tersebut terjadi penggumpalan
yang dihasilkan oleh minyak.
Ø Tabung 2
Larutan bensin yang
campurkan dengan larutan minyak langsung menyatu hampir sempurna. Ditandai
dengan tidak adanya perubahan pada larutan. Setelah dihomogenkan, kedua larutan
menyatu dengan sempurna. Bensin dan minyak dapat menyatu karena kedua larutan berasal
dari pengolahan minyak bumi yang menyebabkan
kedua larutan mudah menyatu dengan sempurna.
Ø Tabung 3
Larutan Na2Co3 yang dicampurkan
dengan larutan minyak tidak dapat menyatu. Setelah dihomogenkan, kedua larutan
juga tidak dapat menyatu yang ditandai dengan terjadinya gelembung yang
disebabkan oleh larutan minyak. larutan kedua tersebut tidak dapat menyatu
karena Natrium karbonat dalam
negeri terkenal untuk digunakan
sehari-hari sebagai pelunak air
buka sebagai pelunak minyak yang menyebabkan tidak dapat menyatu.
Ø Tabung 4
Larutan eter yang dicampurkan
dengan larutan minyak menyatu dengan sempurna ditandai dengan berwarna putih
yang disebabkan oleh kedua larutan tersebut. Setelah dihomogenkan, kedua
larutan menyatu dengan sempurna yang ditandai dengan tidak ada perbedaan antara
kedua larutan tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
Pada setiap percobaan yang dilakukan,
percobaan pada tabung 1 dan 3 mengalami perubahan yang hamper sama yaitu pada
saat di homogenkan terjadi gelembung yang disebabkan oleh minyak dan saat di
diamkan terjadi gumpalan. Perbedaannya yaitu pada warna pada tabung 1 putih
keruh, pada tabung 3 putih susu.
Pada tabung 2 dan 4 mengalami perubahan
yang sama juga yaitu sama menyatu dengan sempurna, tetapi lebih sempurna dari
tabung 4 dan warna yang di hasilkan berwarna putih jernih. Pada tabung 2
berwarna kuning yang di sebabkan oleh warna bensin.
infox sngat membantu
BalasHapus