LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
DISUSUN OLEH :
DEDDY LAUREN ANDRIYANTO
C31120204
PRODUKSI TERNAK
PETERNAKAN
DINAS PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
TAHUN AJARAN
2012 – 2013
A.
PENDAHULUAN
Dalam
kehidupan sehari hari tidak terlepas dari larutan karbohidrat dan larutan gula.
Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organic yang tersusun
hanya dari atom karbon, hydrogen. Energi yang terkandung dalam karbohidrat itu
pada dasarnya berasal dari energi matahari.
Dari jumlah satuan penyusunnya,
karbohidrat dapat di bedakan menjadi monosakarida, disakarida, trisakarida,
olisakarida dan polisakarida. Jumlah satuan penyusun satuannya adalah 2,
3sampai 10 dan lebih dari 10. Monosakarida mempunyai
jumlah atom c 3sampai 6.
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang
menjadi sumber energi dan merupakan oligosakarida, polimer. Gula reduksi adalah
gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus
aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat
reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang
termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan
lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam gula non reduksi adalah sukrosa (Team
Laboratorium Kimia UMM, 2008).
B.
LANDASAN
TEORI
a. Karbohidrat
adalah
segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya dari atom karbon,
hydrogen. Karbohidrat merupakan polihidriksi aldehid atau keton
yang sangat bervariasi dalamhalberat molekul. Senyawa tersebut terdiri atas
senyawa penyusun yaitu monosakarida. Dari jumlah satuan penyusunnya,
karbohidrat dapat di bedakan menjadi monosakarida, disakarida,trisakarida,
olisakarida dan polisakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n.
gula atau karbohidrat itu diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu monosakarida,
disakarida dan polisakarida yang ketiganya tentu mempunyai rumus kimia gulanya
masing-masing. Sesuai dengan kaidah namanya, monosakarida adalah gula yang
mengandung 1 unit terkecil gula yang paling sederhana. monosakarida :
glukosa,fruktosa, galaktosa. Disakarida terdiri dari 2 unit senyawa gula.
disakarida :fruktosa, maltosa, laktosa.dan polisakarida terdiri dari banyak
senyawa gula (gula kompleks). poliskarida : pati, selullosa, glikogen
glukosa, fruktosa, galaktosa perbedaan
rumus kimia gulanya hanya pada “gugus fungsi” yang terkandung dalam senyawa
tersebut. glukosa gugus fungsinya aldehide, fruktosa gugus fungsinya keton,
galaktosa gugus fungsi keton tetapi letak p-ada atom C berbeda dibandingkan
dengan fruktosa.Yang membedakan sukrosa, maltosa, galaktosa adalah monosakarida
penyusunnya. sukrosa dibentuk oleh glukosa dan fruktosa, maltosa dibentuk oleh
2 molekul glukosa, galaktosa dibentuk oleh glukosa dan galaktosa. sedangkan
yang membedakan sellulosa , pati , glikogen adalaha ikatan antar monosakarida
pembentuk polisakarida.
b. Pati atau amilum
adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih,
tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan
manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.
Pati tersusun dari dua macam
karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda.
Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan
sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin
sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum pernah
bisa tuntas dijelaskan.
adalah heksosa—monosakarida
yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin
piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa
berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada
atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin
ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang
proporsinya 0.0026% pada pH 7.Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat
atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya,
yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino
suatu protein.
d. Sukrosa
merupakan suatu disakarida yang dibentuk dari
monomer-monomernya yang berupa unit glukosa
dan fruktosa,
dengan rumus molekul C12H22O11. Senyawa ini
dikenal sebagai sumber nutrisi serta dibentuk oleh tumbuhan, tidak oleh
organisme lain seperti hewan Penambahan sukrosa dalam media berfungsi sebagai
sumber karbon.[1]
Sukrosa atau gula dapur diperoleh dari gula tebu
atau gula beet.[
Proses fermentasi sukrosa melibatkan mikroorganisme yang dapat memperoleh
energi dari substrat sukrosa dengan melepaskan karbondioksida
dan produk samping berupa senyawaan alkohol.
e. Laktosa
adalah
bentuk disakarida dari karbohidrat
yang dapat dipecah menjadi bentuk lebih sederhana yaitu galaktosa dan glukosa.
Laktosa ada di dalam kandungan susu,
dan merupakan 2-8 persen bobot susu keseluruhan. Mempunyai rumus
kimia C12H22O11.
Laktosa merupakan
disakarida yang berasal dari kondensasi antara galaktosa dan glukosa, yang
membentuk ikatan glikosida 1→4-β. Nama sistematis laktosa adalah
β-D-galaktopiranosil-(1→4)-D-glukosa.Laktosa dihidrolisis akan membentuk
glukosa dan galaktosa.
f. Fruktosa
adalah polihidroksiketon dengan 6 atom karbon. Fruktosa merupakan isomer dari glukosa;
keduanya memiliki rumus molekul yang sama (C6H12O6) namun memiliki
struktur yang berbeda. Suatu ketoheksosa yang mempunyai
sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa.
Pada umumnya monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis.
g.
Larutan Benedict
glukosa
memiliki sifat dapat mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ yang ada pada larutan
Benedict sehingga menjadi Cu2O yang terbentuk endapan. Semakin meningkatnya
konsentrasi glukosa pada uji Bendefiiths ini, endapan yang terjadi makin
banyak. Hal ini menandakan bahwa makin reduksi gula mereduksi larutan benedict.
Pereaksi benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat
dan natrium sitrat. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat peraksi
benedict bersifat basa lemah.
h.
Larutan Luff
Uji
luff digunakan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap endapan. luff merupakan salah satu metode
yang dapat digunakan dalam penentuan kadar karbohidrat secara kimiawi. Agar
tidak terjadi pengendapan seluruh Cu3+ yang tereduksi menjadi Cu+ sehingga
tidak ada kelebihan Cu2+ yang dititrasi maka larutan harus mendidih atau
diusahakan mendidih.
i.
Larutan Barfoed
Pereaksi
ini terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air, dan digunakan
untuk membedakan antara monosakarida dengan disakarida. Monosakarida dapat
mereduksi lebih cepat daripada disakarida. Jadi Cu2O terbentuk lebih cepat oleh
monosakarida daripada oleh disakarida, dengan anggapan bahwa konsentrasi
mopnosakarida dan disakarida dalam larutan tidak berbeda banyak.
C.
TABEL
PENGAMATAN
1.
Tabel
Daya Reduksi Carbohidrat Larutan Benedict :
No Tabung
|
Larutan Benedict
|
Larutan Glukosa
|
Pengamatan
|
1
|
5 ml
|
Glukosa(0,01)
1ml
|
- 5 menit warna menjadi biru muda
- 7,5 menit mulai berwarna biru tua pekat
- 10 menit menjadi biru kehitaman
|
2
|
5 ml
|
Glukosa(0,02)
1ml
|
- 3 menit warna menjadi biru muda
- 4,5 menit mulai berwarna biru tua
- 7,5 menit menjadi biru kehitaman pekat
- 10 menit menjadi biru kemerahan
|
3
|
5 ml
|
Glukosa(0,04)
1ml
|
- 1 menit biru muda
- 4,5 menit berwarna hitam
- 5,5 menit warna menjadi hitam pekat
- 7 menit menjadi biru kemerahan
- 8 menit menjadi merah bata
|
2.
Tabel
Daya Reduksi Carbohidrat Dengan Larutan Luff :
No Tabung
|
Larutan Luff
|
Larutan Gula
|
Pengamatan
|
1
|
1 ml
|
Fruktosa 2 ml
|
9 menit berwarna biru kuning
|
2
|
1 ml
|
Lactose 2 ml
|
15 menit berwarna biru keruh
|
3
|
1 ml
|
Sakarosa 2 ml
|
14 menit berwarna biru jernih atau biru kekuningan
|
4
|
1ml
|
Larutan Pati 2
ml
|
11 menit menjadi biru keruh
|
3.
Tabel
Daya Reduksi Carbohidrat Dengan Larutan Barfoel :
No Tabung
|
Larutan
Barfoel
|
Larutan
|
Pengamatan
|
1
|
5 ml
|
5 ml Glukosa
(0,01M)
|
Sedikit gelembung, warna biru muda
|
2
|
5 ml
|
5 ml Fraktosa (0,02M)
|
Telah banyak gelembung, warna biru pekat
|
3
|
5 ml
|
5 ml Laktosa
(0,04M)
|
Sedikit gelembung, warna biru muda
|
4
|
5 ml
|
5 ml Laktosa
(0,01M)
|
Banyak gelembung, warna lebih pekat
|
5
|
5 ml
|
5 ml Sacrosa
(0,04M)
|
Tidak banyak gelembung, warna biru pudar
|
6
|
5 ml
|
5 ml Sacrosa
(0,03M)
|
Tidak ada gelembung, warna biru pudar
|
D.
PEMBAHASAN
1.
Uji
Larutan Benedict
Uji benedict bertujuan
untuk mengidentifikasi gula pereduksi. Pada percobaan ini dengan menguji
larutan karbohidrat (1 ml) kedalam 5 ml larutan benedict yang berada dalam
tabung reaksi. Dimana dari ketiga larutan karbohidrat (glukosa 0,01 M, glukosa
0,02 M, dan glukosa 0,04 M) ditambahkan larutan benedict. Dari reaksi yang
diberikan terjadinya perubahan warna menjadi merah bata dan perubahan yang
paling cepat terjadi pada tabung ketiga yaitu larutan glukosa 0,04.
Penyebab terjadinya endapan pada monosakarida
(glukosa) ini disebabkan oleh adanya gugus aldehid (glukosa) bebas dalam
molekul karbohidrat yang diuji tersebut. Dalam asam polisakarida atau
disakarida akan terhidrolisis pasial menjadi sebagian kecil monomernya. Hal
inilah yang dijadikan dasar untuk membedakan polisakarida, disakarida, dan
monosakarida
2.
Uji
Larutan Luff
Uji luff digunakan
untuk menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang. Pada percobaan ini
dengan menggunakan 1ml larutan luff yang ditambah masing-masing 2 ml larutan
karbohidrat (fraktosa, laktosa, dan sacarosa) dan larutan pati. Dimana setelah
dipanaskan selama 15 menit diantara semua larutan karbohidrat dan larutan pati
tersebut yang beraksi dan hasil yang tercepat adalah larutan fruktosa.
Dikarenakan larutan monosakarida memiliki daya reduksi lebih cepat dari pada
larutan lainnya.
Dalam pengujian
karbohidrat dengan metode luff schrool ini pH larutan harus diperhatikan dengan
baik, karena pH yang terlalu rendah (terlalu asam) akan menyebabkan hasil
titrasi menjadi lebih tinggi dari sebenarnya, karena terjadi reaksi oksidasi ion iodide menjadi I2. Sedangkan apabila pH terlalu tinggi
(terlalu basa), maka hasil titrasi akanmenjadi lebih rendah daripada
sebenarnya, karena pada pH tinggi akan terjadiresiko kesalahan, yaitu
terjadinya reaksi I2 yang terbentuk dengan air (hidrolisis).
Perubahan warna setelah
4 larutan tersebut di panaskan berupa hasil warna larutan yang berwarna biru
kekuningan, biru keruh, dan biru jernih. Larutan sudah netral ditandai
perubahan warna menjadi kekuningan.
3.
Uji
Larutan Barfoed
Uji barfoed bertujuan
untuk memisahkan antara monosakarida dan disakarida. Pereaksi barfoed bersifat
asam lemah dan hanya diredusi oleh monosakarida. Pemanasan yang lama
menghidrolisis disakarida sehingga bereaksi positif. Percobaan barfoed
menghasilkan endapan berwarna lebih pekat.
Pada
percobaan ini dengan menggunakan 5 ml larutan barfoed yang diuji pada 6 tabung
reaksi pada setiap tabung diberikan masing masing larutan 5ml larutan glukosa
(0,01M), fraktosa (0,02M), laktosa (0,04M), laktosa (0,01M), sacrosa (0,04M),
sacrosa (0,03M). Larutan karbohidrat yang paling cepat bereaksi adalah larutan
fruktosa. Sementara untuk larutan karbohidrat jenis glukosa, dan sukrosa, tidak
bereaksi atau menunjukkan hasil negatif. Sekalipun aldosa atau ketosa berada
dalam bentuk sikliknya. Namun bentuk ini berada dalam kesetimbangannya dengan
sejumlah kecil aldehid atau keton rantai terbuka,sehingga gugus aldehid atau
keton ini dapat mereduksi berbagai macam reduktor. Oleh karena itu, karbohidrat
yang menunjukkan hasil reaksi positif (endapan biru lebih pekat) dinamakan gula
pereduksi.
4.
PERTANYAAN
1.
A.
Gambar struktur dari bangun fraktosa, glukosa, sacrosa, dan pati ?
B.
Bahas
kemungkinan yang terjadi dalam proses reduksi dari masing-masing yang terjadi?
2.
Mengapa
pada gula, dalam gula non reduksi tidak ada reaksi pengendapan?
5.
JAWABAN
1.
A. Gambar
struktur bangun fraktosa
Gambar
struktur bangun glukosa
Gambar
struktur bangun sacrosa
Gambar
struktur bangun pati
B.
Proses Terjadi Reduksi atau Tidak
Dari semua larutan itu dapat meruduksi.
Monosakarida (glukosa dan fruktosa), disakarida (laktosa dan socrosa), dan
polisakarida (pati). Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat dari disakarida
dan polisakarida.
2.
Gula non reduksi tidak dapat meruduksi karena gula
non reduksi tidak dapat mereduksi zat lain. Itu disebab kan oleh halnya zat
tersebut tidak dapat mereduksi karena larutan-larutannya tidak termasuk dalam
larutan asam dan larutan yang tidak dapat meruksi zat lain kebanyakan ada
dilarutan basa lemah. Larutan asam lebih cepat meruksi zat lain dan yang dapat
meruduksi zat lain adalah gula reduksi.
E.
KESIMPULAN
Dari
data diatas dapat disimpulkan beberapa kesimpulan yaitu :
a.
Larutan benedict
Dari
masing-masing tabung memiliki perubahan warna yang beda. Yaitu pada kecepatan
perubahan warna yang terjadi. Itu dikarenakan jenis larutan glukosa yang
dimasukkan pada tabung yang berisi larutan benedict berbeda. Uji benedict untuk
mengindentifikasi gula pereduksi
b. Larutan luff :
Luff
digunakan sebagai menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang. Larutan
luff memiliki kelemahan disebabkan ileh kombinas yang konstan. Larutan semakin
berwarna kekuningan semakin netral larutannya.
c. Larutan barfoed :
Barfoed
digunakan sebagai memisahkan monosakarida dan disakarida. Barfoed bersifat asam
lemah, direduksi oleh monosakarida. Pemanasan yang semakin lama mengindrolisis
disakarida sehingga beraksinyasemakin positif.
d. Kesimpulan dari keseluruhan :
Hasil
analisisinya adalah kadar gula pereduksi total tidak dapat menentukan gula
pereduksi secara individual. Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat daripada
disakarida dan polisakarida. Kadar gula total adalah kandungan gula keseluruhan
dalam suatu bahan baik monosakarida maupun oligosakarida. Gula reduksi adalah
gula yang dapat mereduksi zat lain. Golongan monosakarida mengandung gugus
aldehid dan gugus keton yang aktif mereduksi senyawa lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar