LAPORAN
PRAKTIKUM
“PENGARUH
ASAM PADA KARBOHIDRAT”
TUGAS MATA KULIAH BIOKIMIA
Jurusan Peternakan
Program Studi Produksi Ternak
Oleh
Deddy Lauren
Andriyanto
C31120204
Dosen
Dr. Ir. Rr.
Merry Muspita DU,MP
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
2013
A.
PENDAHULUAN
Dalam
kimia, istilah asam
memiliki arti yang lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima
dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius, Brønsted-Lowry, dan Lewis
yaitu :
v
Arrhenius: Menurut definisi ini, asam adalah
suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+)
ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi
asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.
v Brønsted-Lowry:
Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan basa
bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat. Brønsted
dan Lowry
secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut
dalam air (tidak seperti pada definisi Arrhenius).
v
Lewis: Menurut definisi ini, asam adalah
penerima pasangan elektron dari basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis ini dapat
mencakup asam yang tak mengandung hidrogen atau proton yang dapat dipindahkan,
seperti besi(III)
klorida.
Definisi Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori orbital molekul. Secara umum,
suatu asam dapat menerima pasangan elektron pada orbital kosongnya yang paling
rendah (LUMO) dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO) dari suatu basa. Jadi, HOMO dari basa
dan LUMO dari asam bergabung membentuk orbital molekul ikatan.
Secara umum, asam memiliki
sifat sebagai berikut:
v
Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.
v
Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh,
dan dapat merusak kulit, terutama bila asamnya asam pekat.
B. LANDASAN TEORI
1.
Larutan
Molisch
Uji molisch adalah suatu
uji uuntuk menentukan ada tidaknya karbohidrat, tes ini bisa dilakukan untuk
menentukan adanya kandungan karbohidrat, reaksi bereaksi positif akan
memberikan cincin yang bewarna ungu ketika direaksikan dengan alfa-naftol dan
sulfat pekat. Diperkirakan konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen
dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk fulfural dan turunanya yang
kemudian diperkirakan dapat untuk membentukproduk yang bewarna, pada produk
amilum & glukosa yang diteliti terbukti adalah karbohidrat yang ditandai
dengan adanya cincin yang bewarna ungu.
Uji Molisch
adalah uji umum untuk karbohidrat. Pereaksi molisch yang terdiri dari α-naftol
dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap
karbohidrat. Uji ini bukan uji spesifik untuk karbohidrat, walaupun hasil
reaksi yang negatif menunjukkan bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung
karbohidrat. Terbentuknya cincin ungu menyatakan reaksi positif.
Prinsip uji karbohidrat pada test
molisch ini yaitu :
-
Karbohirat dengan asam sulfat pekat
menghasilkan senyawa furfural.
-
Senyawa furfural dengan pereaksi alfa naftol
menghasilkan warna ungu.
-
Hasil negatif merupakan suatu bukti bahwa dalam
sampel yang diuji tidak mengandung karbohidrat.
2.
Larutan
Bial
Uji
bial merupakan uji yang disadari oleh
konversi pada gula pentose seperti ribose didalam keadaan asam da ng 0,3 %
larutan orsinol dan FeCl3 didalam HCl pekat. HCl yang terdapat pada reagen akan
mendehidrasi gula menjadi furfural. Jika dalam sampel terdapat gula pentose
larutan akan berwarna hijau dalam kurun waktu sepuluh menit. Seperti misalnya
pada RNA yang memiliki ribosa yang adalah gula pentose sehingga akan bereaksi
dengan orsinol dalam kondisi mendidih akan berwarna hijau dan membentuk
struktur yang kompleks dengan absorbansi maksimum 665 mm. sedangkan golongan
heksosa ditandai keberadaannya jika hasil uji larutan berwarna colat sampai
keabu abuan. Pada umumnya uji Bial di
pakai untuk membedakan adanya pentose atau heksosa dalam suatu sampel larutan.
3.
Larutan
Soliwanoff
Prinsipnya
berdasarkan konversi fruktosa menjadi asam levulinat dan hidroksimetil furfural
oleh asam hidroklorida panas dan terjadi kondensasi hidroksimetilfurfural
dengan resorsinol yang menghasilkan senyawa berwarna merah, reaksi ini spesifik
untuk ketosa. Sukrosa yang mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa akan
memberikan reaksi positif dengan uji seliwanoff yang akan memberikan warna
jingga pada larutan.
4.
Larutan
Antron
Larutan antron merupakan larutan yang sangat sensitive Sebanyak
0,2 ml larutan contoh di dalam tabung reaksi ditambahkan kedalam larutan
antron(0,2% dalam H2SO4 pekat). Timbulnya warna hijau atau hijau kebiruan
menandakan adanya karbohidrat dalam larutan contoh. Uji ini sangat sensitive sehingga juga dapat memberikan hasil positif jika dilakukan pada
kertas saring yang mengandung selulosa.
5.
Larutan Pentosa
Pentosa adalah suatu monosakarida yang memiliki lima atom karbon,
dengan satu gugus fungsi
aldehida pada posisi 1 (aldopentosa) atau keton pada posisi 2 (ketopentosa).Aldopentosa memiliki tiga pusat kiral ("atom karbon asimetris") sehingga terdapat
delapan stereoisomer.
Ketopentosa memiliki dua pusat kiral
sehingga menghasilkan empat stereoisomer - ribulosa (bentuk L- dan D-) dan xilulosa (bentuk L- dan D-).Gugus fungsi aldehida dan keton pada karbohidrat ini bereaksi dengan gugus fungsi hidroksil sebelahnya membentuk hemiasetal atau hemiketal intramolekular, berturut-turut. Struktur cincin yang dihasilkan berkaitan
dengan furan, dan disebut sebagai furanosa.
Cincin ini terbuka dan tertutup secara
spontan, sehingga memunginkan terjadinya perputaran ikatan antara gugus
karbonil dan atom karbon tetangganya - menghasilkan dua konfigurasi yang
berbeda (α dan β). Proses ini disebut sebagai mutarotasi.Ribosa merupakan komponen RNA dan DNA
(dalam bentuk deoksiribosa).
6.
Larutan Fruktosa
Fruktosa
adalah suatu ketohektosa yang mempunyai sifat memutar cahaya
terpolarisasi kekiri dan karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa (bahasa Inggris: fructose, levulose), atau gula buah, adalah monosakarida yang
ditemukan di banyak jenis tumbuhan dan merupakan salah satu dari tiga gula darah penting bersama
dengan glukosa dan galaktosa, yang bisa langsung diserap ke aliran darah selama pencernaan.
Fruktosa adalah polihidroksiketon
dengan 6 atom karbon.
Fruktosa merupakan isomer dari glukosa;
keduanya memiliki rumus molekul
yang sama (C6H12O6)
namun memiliki struktur yang berbeda
7.
Larutan Glukosa
Glukosa adalah suatu
aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar
cahaya terpolarisasi kearah kanan. Di alam, glukosa terdapat di buah-buahan dan
madu lebah. Dalam alam, glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida
dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Proses ini
disebut fotosintesis dan glukosa yang terbentuk terus digunakan untuk
pembentukan amilum atau selulosa. Amilum terbentuk dari glukosa dengan jalan
penggabungan molekul – molekul glukosa yang membentuk rantai lurus maupun
bercabang dengan melepaskan molekul air
Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri
pangan.proyeksi Haworth Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida yang mengandung enam atom karbon.
Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk
paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus
samping hidroksil dan
hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar
cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada
dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026%
pada pH 7.
8.
Larutan asam klorida (HCl)
Asam klorida adalah larutan
akuatik dari gas hidrogen
klorida
(HCl). Ia adalah asam kuat, dan merupakan
komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini
juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan
wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif.
Asam klorida
sering digunakan dalam analisis kimia untuk
"mencerna" sampel-sampel analisis. Asam klorida pekat melarutkan
banyak jenis logam dan menghasilkan logam klorida dan gas hidrogen. Ia juga
bereaksi dengan senyawa dasar semacam kalsium karbonat dan tembaga(II) oksida, menghasilkan
klorida terlarut yang dapat dianalisa.
Larutan
asam klorida atau yang biasa kita kenal dengan larutan HCl
dalam air, adalah cairan kimia yang sangat korosif dan berbau menyengat. HCl
termasuk bahan
kimia berbahaya atau B3.Di dalam tubuh HCl
diproduksi dalam perut dan secara alami membantu menghancurkan bahan makanan
yang masuk ke dalam usus.
9.
Larutan Asam Sulfat, Asetat (H2SO4)
Asam
asetat, asam etanoat atau asam cuka
adalah senyawa kimia
asam organik
yang dikenal sebagai pemberi rasa asam
dan aroma
dalam makanan.
Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus
ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH,
atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial)
adalah cairan
higroskopis
tak berwarna,
dan memiliki titik beku 16.7°C.
Asam asetat merupakan salah satu asam
karboksilat paling sederhana, setelah asam
format. Larutan asam asetat dalam air
merupakan sebuah asam lemah,
artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion
H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi
kimia dan bahan
baku industri
yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi
polimer
seperti polietilena tereftalat,
selulosa asetat,
dan polivinil asetat,
maupun berbagai macam serat dan kain.
Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman.
Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak
air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan
asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun.
1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur
ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia
maupun dari sumber hayati.
10. Larutan
Sakarida
Karbohidrat atau sakarida adalah
segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya dari atom karbon,
hydrogen. Karbohidrat digolongkan kedalam 3 golongan yaitu Monosakarida,
Olisakarida, dan Polisakarida. Jenis karbohidrat yang sangat banyak maka
diperlukan pengetahuan dasar tentang sifat fisik dan kimia karbohidrat, selain
itu keragaman jenis karbohidrat memerlukan cara pengujian yang berbeda. Hasil
metabolisme karbohidrat antara lain yaitu Glukosa yang terdapat dalam darah,
sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan
oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. Energi yang terkandung
dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari energi matahari.
11. Larutan
Selulosa
Selulosa
terdapat dalam tumbuhan sebagai bahan pembentuk dinding sel. Serat kapas boleh
dikatakan seluruhnya adalah selulosa. Dalam tubuh kita selulosa tidak dapat
dicernakan karena kita tidak mempunyai enzim yang dapat mengurangi selulosa.
Dengan asam encer tidak dapat terhidrolisis, tetapi oleh asam dengan
konsentrasi tinggi dapat terhidrolisis menjadi selulosa dan D-glukosa. Meskipun
selulosa tidak dapat digunakan sebagai bahan makanan oleh tubuh, namun selulosa
yang terdapat sebagai serat tumbuhan ,sayuran atau buah-buahan, berguna untuk
memperlancar pencernaan
12. Larutan Pati / amilum
Pati atau amilum
(CAS#
9005-25-8) adalah karbohidrat
kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk
putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan
untuk menyimpan kelebihan glukosa
(sebagai produk fotosintesis)
dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber
energi yang penting.
Amilum
atau dalam bahasa sehari –hari disebut pati terdapat pada umbi, daun dan biji
-bijian. Butir-butir pati apabila diamati dengan menggunakan mikroskop,
ternyata berbeda-beda bentuknya, tergantung dari tumbuhan apa pati tersebut di
peroleh. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua –duanya adalah
polimer dari glukosa ,yaitu amilosa (kira–kira 20–28%) dan sisanya amilopektin.
Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga
menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim
amylase.
13. Larutan
Furfural
Larutan furfural adalah larutan yang merupakan turunan dari
larutan Furan.
Furfural adalah senyawa organik yang kurang larut dalam air namun larut dalam
alkohol, eter, dan benzena.
14. Larutan
Naftol
Naftol adalah zat
pewarna. Zat warna naftol atau zat warna ingrain merupakan zat warna yang
terbentuk didalam serat dari komponen penggandeng(coupler) yaitu naftol dan
garam pembangkit.
Disebut juga zat warna es atau “ice colour” karena pada reaksi
diazotasi dan kopling sering diperlukan bantuan es.
Alfa-naftol berfungsi sebagai indicator warna untuk memudahkan saja,
sedangkan H2SO4 berfungsi untuk menghidrolisis glukosa (heksosa) à hidroksimetil fufural atau arabinosa (pentosa) à furufural.
C. HASIL PENGAMATAN
1.
Larutan Molich
No
|
Larutan (1ml )
|
Warna awal
|
Warna sesudah
|
1.
|
Glukosa(0,02M)
|
Putih bening
|
·
setelah ditambahkan naftol 5% (2 tetes) warna berubah menjadi
putih bening da nada bintik kemerahan.
·
Setelah ditambahkan H2SO4 (3ml) warna berugah menjadi 4 lapisan,
yaitu:
1.
Lapisan atas berwarna ungu
2.
Lapisan kedua berwarna ungu kehitaman
3.
Lapisan ketiga ungu kemerahan
4.
Lapisan keempat merah bening dengan cincin berwarna ungu
|
2.
|
Selulosa (0,01M)
|
Putih bening
|
·
setelah ditambahkandengan naftol 5% (2 tetes) warna berubah
menjadi putih bening dan ada bintuk kemerahan
·
setelah ditambahkan larutan H2SO4 (3ml) warna berubah menjadi 3
lapisan, yaitu:
1.
warna putih eruh
2.
warna ungu dengan terdapat cincin
3.
warna putih bening
|
3.
|
Pati/ amilum 0,07%
|
Putih bening
|
·
setelah ditambahkandengan naftol 5% (2 tetes) warna berubah
menjadi putih keruh
·
saat ditambahkan H2SO4 warna berubah menjadi 3 lapisan
1.
berwarna putih keruh dan terdapat gelembung pada dinding tabung
2.
warna ungu disertai cincin
3.
warna putih bening
|
4.
|
Furfural (0,01 M)
|
Putih bening
|
·
setelah ditambahkandengan
naftol 5% (2 tetes) warna berubah menjadi coklat pekat
·
Setelah ditambahkan H2SO4 warna berubah menjadi 3 lapisan, yaitu:
1.
Warna coklat muda
2.
Coklat pekat
3.
Coklat bening
|
2.
Uji Seliwanoff
No.
|
larutan HCl 5N
|
Larutan gula 2ml
|
Warna sebelum dipanaskan
|
Warna sesudah dipanaskan
|
1.
|
2ml
|
Fruktosa 0,01 M
|
Putih bening
|
Lapisan kuning dan bening
|
2.
|
2ml
|
Glukosa 0,01M
|
putih bening
|
Putih bening
|
3.
Uji Bial
No.
|
Pereaksi Bial
|
L. pentosa
|
Warna awal
|
Hasil
|
1.
|
5ml
|
2ml A
|
Biru
|
Warna biru lebih pekat
|
2.
|
5ml
|
2ml B
|
Biru
|
·
Warna biru lebih pekat dari warna awal tetapi lebih bening dari
tabung 1
·
Warna akhir biru kehijauan
|
4.
Uji Antron
a.
Pengamatan
pada tabung 1 yang diberi larutan Antron 2ml dan ditambah larutan H2SO4 0,2 ml
warna masih tetap, tidak ada perubahan (kuning bening). Saat ditambah larutan
sacarida 5ml warna mulai berubah menjadi kuning keruh setelah dikocok.
b.
Pengamatan pada tabung 2 yang diberikan
larutan Antron 2 ml dan ditambah larutan H2SO4 0,02 ml warna masih tetap tidak
ada perubahan (kuning bening)
c.
Pengamatan
pada tabung 3 yang diberikan larutan H2SO4 0,02 ml berwarna kuning bening, dan
ditambah larutan sacarida tidak ada perubahan (kuning bening)
D. PEMBAHASAN
1.
Pada uji Mollish
Glukosa
0,02 M setelah di campur dengan 2 tetes larutan naftol 5% dan kemudian di
campur dengan asam sulfat pekat terjadi perubahan warna menjasi 4 lapisan
warna. sedangkan pada selulosa 0,01M setelah di campur dengan asam terjadi
perubahan 3 warna yaitu putih keruh, ungu bentuk cincin dan putih bening. Pada
lapisan pati apabila di campur dengan asam sulfat pekat telah terjadi lapisan
warna tetapi akan membentuk larutan yang gelap. Sedangkan pada furfural
bila di campur dengan asam sulfat pekat akan menghasilkan lapisan coklat muda, coklat tua dan coklat bening. Pada batas
antara kedua lapisan itu akan terjadi warna ungu karena terjadi reaksi
kondensasi antara furfural dengan α naftol.
2.
Pada uji Seliwanolf
Fruktosa
lebih mudah terjadi reaksi warna dari
pada glukosa. Terbukti pada 2 ml 0,01 M yang di tambahkan dengan asam klorida
pekat dan di panaskan dan setelah dingin di tambahkan 0,5 ml 0,5% resorsinol
akan terbentuk lapisan kuning dan bening sedangkan glukosa tidak terjadi
perubahan warna.
3.
Pada uji bial
Dilakukan
dengan 2 tabung. Dimana tabung 1 diberikan L. pentose A 2ml dan 5ml larutan
bial yang menghasilkan warna menjadi biru sangat pekat. Sedangkan pada tabung 2
diberikan L. pentose B 2ml dan 5ml larutan bial menjadi kehijauan setelah 10
menit. Karena jika dalam sampel terdapat gula pentose
larutan akan berwarna hijau dalam kurun waktu sepuluh menit setelah dipanaskan.
4.
Pada uji antron
Dilakukan
uji 3 tabung. pada tabung 1 yang diberi
larutan Antron 2ml dan ditambah larutan H2SO4 0,2 ml warna masih tetap, tidak
ada perubahan (kuning bening). Saat ditambah larutan sacarida 5ml warna mulai
berubah menjadi kuning keruh setelah dikocok. pada tabung 2 yang diberikan larutan
Antron 2 ml dan ditambah larutan H2SO4 0,02 ml warna masih tetap tidak ada
perubahan (kuning bening). pada tabung 3 yang diberikan larutan H2SO4 0,02 ml
berwarna kuning bening, dan ditambah larutan sacarida tidak ada perubahan
(kuning bening)
E. PERTANYAAN
1.
Pada uji
soliwanoff dan uji bial diperlukan pemanasan pada uji warna, pada uji molish
dan uji antron tanpa pemanasan. Mengapa demikian ?
2.
Jelaskan prinsip dasar yang terjadi pembeda tempat pengujian yang
dilakukan !
F. JAWABAN
1.
Perbedaannya
adalah :
-
Apabila
dipanaskan terlalu lama sukrosa akan terhidrolisis menghasilkan fruktosa dan
glukosa. Fruktosa ini apabila bereaksi dengan pereaksi Seliwanoff akan diubah
menjadi hidroksimetilfurfural yang selanjutnya bereaksi dengan
resorsinol membentuk senyawa yang akan berubah warna. pada karbohidrat pentose ini bereaksi
dengan gugus fungsi hidroksil
sebelahnya membentuk hemiasetal atau hemiketal intramolekular, berturut-turut setelah dipanaskan.
-
Pada
uji molish dan uji antron tidak menggunakan pemanasan karena telah menggunakan
larutan H2SO4 yang merupakan larutan pereaksi yang akan terjadi perubahan untuk
membuktikan adanya karbohidrat dalam larutan karena H2SO4 berfungsi untuk
menghidrolisis glukosa (heksosa) à hidroksimetil
fufural atau arabinosa (pentosa) à furufural.
2.
Prinsip
dasar pengujian yang dilakukan harus berbeda tempat adalah Jika tempat
pengujian yang dilakukan sama tempat, maka akan mempengaruhi hasil pengujian
yang selanjutnya.
G. KESIMPULAN
1.
Uji molish
adalah
suatu uji untuk mendeteksi kandungan karbohidrat dari suatu bahan. Bila terdapat karbohidrat maka akan menghasilkan cincin yang
bewarna ungu atau cincin pemisah. Untuk
membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif.
2.
Uji seliwanoff
Pada uji seliwanoff larutan yang
memberikan reaksi positif yaitu fruktosa dan sukrosa. Hal ini dikarenakan
pereaksi seliwanoff hanya bereaksi dengan karbohidrat yang memilki gugus fungsi
keton atau ketosa, yaitu fruktosa. Sedangkan glukosa tidak memiliki gugus ketosa.
3.
Uji bial
Uji bial akan memberikan reaksi
perubahan warna jika larutan hanya mengandung gula pentose yang menandakan
perubahan warna akhir biru kehijauan.
4.
Uji antron
Didapatkan dari data di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa tabung kedua tidak memili perubahan karena tidak diberikan
larutan sacarida. Sedangkan tabung 1,3 terjadi perubahan setelah di tambah
dengan larutan sacarida.
5.
Kesimpulan
dari keseluruhan
Karbohidrat
yang di beri asam mineral pekat akan mengalami kerusakan dan terbrntuk zat warna.
Warna yang di hasilkan di pengaruhi oleh waktu, suh, jenis gula, dan
konsentrasi asam. Karbohidrat jenis ketosa akan mudah terjadi reaksi warna dari
pada karbodidrat jenis aldosa, hal ini disebabkan karena struktur molekul dari
ketosa lebih mudah di rusak. Pada glukosa akan mudah terhadi lapisan warna
apabila di reaksikan dengan asam sulfat pekat. Tetapi apabila glukosa di
reaksikan dengan asam klorida pekat tidak akan terjadi lapisan warna/ perubahan
warna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar