LAPORAN
PRAKTIKUM
“LEMAK”
“UJI
NODA LEMAK, UJI KELARUTAN dan UJI EMULSI”
TUGAS MATA KULIAH BIOKIMIA
Jurusan
Peternakan
Program Studi
Produksi Ternak
Oleh
Deddy Lauren
Andriyanto
Dosen
Dr. Ir. Rr.
Merry Muspita DU,MP
Nurkholis. S.Pt,
MP
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian lemak adalah kelompok
ikatan organik yang terdiri atas unsure-unsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan
Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu,
seperti petroleum benzene, ether. Lemak yang mempunyai titik lebur rendah
bersifat cair. (Sediaoetama, 1989).
Lemak adalah bahan-bahan yang
mengandung asam lemak, baik ada yang dalam bentuk cair dalam temperatur biasa
maupun ada dalam bentuk padat.lemak cair dalam temperatur biasa disebut minyak
(oil), sedangkan yang berbentuk padat disebut lemak (fat).
Struktur kimia lemak terdiri dari
ikatan antara asam lemak dan gliserol. Sifat lemak larut dalam pelarut non
polar, seperti etanol, ether, kloroform, dan benzene. (Sunita Almatsier, 2004).
Lemak merupakan bahan padat pada suhu
ruang disebabkan kandungannya yang tinggi akan asam lemak jenuh yang tidak
memiliki ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi,
sedangkan minyak merupakan bahan cair pada suhu ruang disebabkan tingginya
kandungan asam lemak yang tidak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan
rangkap diantara atom-atom karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang
rendah (Winarno, 1992)
Sifat-Sifat Lemak
1. Sifat Fisis Lemak
a. Pada suhu kamar, lemak hewan pada
umumnya berupa zat padat, sedangkan lemak dari tumbuhan berupa zat cair.
b. Lemak yang mempunyai titik lebur
tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur
rendah mengandung asam lemak tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester gliserol
dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71 °C, sedangkan
triolein (ester gliserol dengan tiga molekul asam oleat) mempunyai titik lebur
–17 °C.
c. Lemak yang mengandung asam lemak
rantai pendek larut dalam air, sedangkan lemak yang mengandung asam lemak
rantai panjang tidak larut dalam air. (Mengapa?)
d. Semua lemak larut dalam kloroform
dan benzena. Alkohol panas merupakan pelarut lemak yang baik.
2. Sifat Kimia Lemak
a. Reaksi Penyabunan atau Saponifikasi
(Latin, sapo = sabun)
Pada pembahasan terdahulu telah
diketahui bahwa lemak dapat mengalami hidrolisis. Hidrolisis yang paling umum
adalah dengan alkali atau enzim lipase. Hidrolisis dengan alkali disebut
penyabunan karena salah satu hasilnya adalah garam asam lemak yang disebut
sabun. Reaksi
hidrolisis berguna untuk menentukan bilangan penyabunan. Bilangan
penyabunan adalah bilangan yang menyatakan jumlah miligram KOH yang
dibutuhkan untuk menyabun satu gram lemak atau minyak. Besar kecilnya bilangan
penyabunan tergantung pada panjang pendeknya rantai karbon asam lemak atau
dapat juga dikatakan bahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung pada massa
molekul lemak tersebut.
b. Halogenasi
Asam
lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat sebagai ester dalam lemak atau
minyak mengadisi halogen (I2 tau Br2) pada ikatan rangkapnya. Karena derajat
absorpsi lemak atau minyak sebanding dengan banyaknya ikatan rangkap pada asam
lemaknya, maka jumlah halogen yang dapat bereaksi dengan lemak dipergunakan
untuk menentukan derajat ketidakjenuhan. Untuk menentukan derajat
ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung dalam lemak, diukur dengan bilangan
yodium. Bilangan yodium adalah bilangan yang menyatakan
banyaknya gram yodium yang dapat bereaksi dengan 100 gram lemak. Yodium dapat
bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul yodium mengadakan
reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karena itu makin banyak ikatan
rangkap, maka makin besar pula bilangan yodium
c. Hidrogenasi
Sejumlah
besar industri telah dikembangkan untuk merubah minyak tumbuhan menjadi lemak
padat dengan cara hidrogenasi katalitik (suatu reaksi reduksi). Proses konversi
minyak menjadi lemak dengan jalan hidrogenasi kadang-kadang lebih dikenal
dengan proses pengerasan. Salah satu cara adalah dengan mengalirkan gas
hidrogen dengan tekanan ke dalam tangki minyak panas (200 °C) yang mengandung
katalis nikel yang terdispersi.
Fungsi
Lemak
Begituh banyak
fungsi dari lemak itu sendiri, diantaranya adalah sebagai pembangun sel. Lemak
adalah bagian penting dari membran yang membungkus setiap sel di tubuh kita.
Tanpa membran sel yang sehat, bagian lain dari sel tidak dapat berfungsi.
Sumber energi.
Lemak adalah makanan sumber energi yang paling efisien. Setiap gram lemak
menyediakan 9 kalori energi, sedangkan karbohodrat dan protein memberi 4 kalori
Melindungi
organ. Banyak organ vital seperti ginjal, jantung, dan usus dilindungi oleh
lemak dengan memberinya bantalan agar terhindar dari luka dan menahan agar
tetap pada tempatnya pembangun hormon. Lemak adalah unsur pembangun sebagian
senyawa terpenting bagi tubuh, termasuk prostaglandin, senyawa semacam hormon
yang mengatur banyak fungsi tubuh. Lemak mengatur produksi hormon seks.
Pembangun otak.
Lemak menyediakan komponen penyusun tidak hanya bagi membran sel otak, tapi
juga myelin, 'jaket' lemak yang menyelimuti tiap serat syaraf, yang membuatnya
mampu menghantar pesan dengan lebih cepat.
LANDASAN TEORI
1.
Pembentukan
Emulsi
Emulsi adalah disperse atau suspensi menstabilkan
suatu cairan lain yang kedua tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi
yang stabil diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier yang berfungsi sebagai menurunkan tegangan permukaan
antara kedua fase cairan. Cara kerjanya disebabkan oleh bentuk molekulnya yang
dapat terikat baik pada minyak maupun air. Emulsifier
akan membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya
tegangan permukaan, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir – butir
minyak satu sama lain.
2.
Alkohol
a) Pegertian Alkohol
Alkohol
dan eter merupakan senyawa-senyawa organik yang mengandung atom oksigen yang
berikatan tunggal. Kedudukan atom oksigen didalam alkohol dan eter mirip dengan
kedudukan atom oksigen yang terikat pada molekul air. Oleh karena itu dapat
dikatakan struktur alkohol adalah sama dengan struktur air, dimana satu atom H
pada air diganti dengan R. sedangkan struktur eter adalah sama dengan struktur
air dimana kedua atom H pada air diganti dengan R.
Air
Alkohol Eter
Gugus
R pada alkohol dan eter dapat berbentuk alkil atau aril. Oleh karena itu, kedua
golongan senyawa ini sangat luas dijumpai. Baik dari hasil sintesis maupun yang
terjadi secara alami. Alkohol dan eter merupakan isomer, maksudnya alkohol dan
eter yang mempunyai rumus molekul sama, tetapi mempunyai struktur yang berbeda
sehingga rumus molekul umum alkohol dan eter adalah sama, yaitu C2 H2O +2O CH3CH3-O-H
CH3-O-CH3
Metanol
Dimetil eter
Bila
diperhatikan metanol dan dimetil eter diatas mempunyai rumus struktur yang
berbeda, tetapi rumus molekulnya sama : C2H6O.
Gugus alkil pada
alkohol boleh alifatik, boleh siklik. Namun yang biasa disebut alkohol adalah
yang mempunyai gugus alkil (R) alifatik. Oleh karena itu, bila dikaitkan dengan
alkanci, maka penamaan alkohol adalah mirip dengan alkana, dimana akhiran pada
alkana diganti dengan ol pada alkohol dumus molekul alkohol atau alkanol adalah
C2H2O + 2O (Keenan,1992)
b)
Penggolongan
Alkohol
berdasarkan
struktur alkohol dapat terbagi menjadi tiga golongan yang didasarkan pada atom
karbon yang mengikat gugus hidroksil :
o
Alkohol primer adalah alkohol dimana
gugus hidroksil (-OH) terikat pada atom karbon yang merugikan satu atom karbon
yang lain.
o
Alkohol sekunder adalah alkohol dimana
gugus hidroksil (-OH) terikat pada atom karbon yang mengikat 2 atom karbon yang
lain.
o
Alkohol tersier adalah alkohol dimana
gugus hidroksil (-OH) terikat pada atom karbon yang mengikat tiga atom karbon
yang lain.
Sifat-sifat fisika dan kimia alkohol sering kali tergantung pada penggolongan tersebut. (Mastjah, Sabirin, dkk. 1993)
Sifat-sifat fisika dan kimia alkohol sering kali tergantung pada penggolongan tersebut. (Mastjah, Sabirin, dkk. 1993)
c)
Sifat
Alkohol
Sifat
fisika : alkohol mendidih pada temperatur yang cukup lebih tinggi dibandingkan
hidrokarbon oleh asosiasi molekul-molekul alkohol lewat ikatan hidrogen (garis
putus-putus menunjukkan ikatan hidrogen Hu). (Riduan, S. 1990)
3.
Eter
Eter adalah suatu senyawa organik
yang mengandung gugus R—O—R', dengan R dapat berupa alkil
maupun aril. Contoh senyawa eter
yang paling umum adalah pelarut
dan anestetik
dietil eter
(etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3).
Eter sangat umum ditemukan dalam kimia organik dan biokimia, karena gugus ini
merupakan gugus penghubung pada senyawa karbohidrat
dan lignin
.
4.
Kloroform
kloroform, atau
trichloromethane [1], CHCl3, komposisi nama
elemen klorin dan memperpendek formil (asam
format radikal).
Kloroform adalah pelarut
nonpolar yang telah banyak digunakan dalam kimia, kini digantikan oleh pelarut
lainnya. Kloroform dapat membusuk menjadi diklorkarben penggunaan reagen basa
kuat, ini mungkin baik diinginkan dan tidak diinginkan. Kloroform
tidak mudah terbakar, tetapi pada suhu tinggi di udara untuk membentuk fosgen.
Kloroform adalah salah satu anestesi selama operasi tertua. Itu dianggap
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
dengan eter, antara lain, itu tidak mudah terbakar dan juga memiliki aroma yang menyenangkan.
Menjelang akhir tahun 1800-an disadari bahwa kloroform juga memiliki kecenderungan untuk menyebabkan
kerusakan hati dan aritmia jantung,
dan eter yang
dominan anestesi.
5.
Natrium karbonat
Natrium karbonat (juga dikenal
sebagai mencuci soda atau soda abu), Na2CO3 adalah garam natrium dari asam
karbonat. Ini paling sering terjadi sebagai heptahidrat kristal, yang siap
effloresces untuk membentuk bubuk putih, monohidrat. Natrium karbonat dalam
negeri terkenal untuk digunakan sehari-hari sebagai pelunak air. Hal ini dapat
diekstraksi dari abu banyak tanaman. Hal ini sintetis diproduksi dalam jumlah
besar dari garam (natrium klorida) dan batu kapur dalam proses yang dikenal sebagai
proses Solvay.
Natrium karbonat juga digunakan sebagai dasar relatif kuat di berbagai
pengaturan. Misalnya, natrium karbonat digunakan sebagai pengatur pH basa untuk
mempertahankan kondisi yang stabil diperlukan untuk tindakan mayoritas film
fotografi mengembangkan agen.
Ini adalah aditif umum di kolam kota yang digunakan untuk menetralkan efek
asam dari klorin dan meningkatkan pH.
Dalam kimia, sering digunakan sebagai elektrolit. Hal ini karena elektrolit
biasanya berbasis garam, natrium karbonat dan bertindak sebagai konduktor yang
sangat baik dalam proses elektrolisis. Selain itu, tidak seperti ion klorida,
yang membentuk gas klor, ion karbonat tidak korosif pada anoda. Hal ini juga
digunakan sebagai standar utama untuk titrasi asam-basa karena padat dan
udara-stabil, sehingga mudah untuk menimbang secara akurat.
Natrium karbonat Uji (tidak harus bingung dengan natrium karbonat uji
ekstrak) digunakan untuk membedakan antara beberapa ion logam biasa, yang
diendapkan sebagai karbonat masing-masing. Tes ini dapat membedakan antara Cu,
Fe dan Ca / Zn / Pb. Larutan natrium karbonat ditambahkan ke garam logam.
Sebuah endapan biru menunjukkan ion Cu2 +. Sebuah endapan hijau kotor
menunjukkan ion Fe2 +. Sebuah endapan kuning-coklat menunjukkan Fe3 + ion. Sebuah
endapan putih menunjukkan Ca2 +, Zn2 + atau Pb2 + ion. Senyawa-senyawa yang
terbentuk adalah, masing-masing, tembaga (II) karbonat, besi (II) karbonat,
besi (III) oksida, kalsium karbonat, seng karbonat dan timbal (II) karbonat.
Tes ini digunakan untuk mengendapkan ion hadir karena hampir semua karbonat
tidak larut. Meskipun tes ini berguna untuk memberitahu kation ini terpisah,
gagal jika ion lain yang hadir, karena sebagian karbonat logam larut dan akan
mengendap. Selain itu, ion kalsium, seng dan timah putih semua menghasilkan
endapan dengan karbonat, sehingga sulit untuk membedakan antara mereka.
Alih-alih natrium karbonat, natrium hidroksida dapat ditambahkan, ini
memberikan hampir warna yang sama, kecuali bahwa timbal dan seng hidroksida
yang larut dalam alkali berlebih, dan karenanya dapat dibedakan dari kalsium.
Untuk urutan lengkap tes yang digunakan untuk analisis kualitatif kation, lihat
analisis kualitatif anorganik.
Natrium karbonat adalah aditif makanan (E500) digunakan sebagai pengatur
keasam
6. Protein
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani
yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa
organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer
dari monomer-monomer
asam amino
yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen,
nitrogen
dan kadang kala sulfur
serta fosfor.
Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam
fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang
dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem
kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai
komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai
salah satu sumber gizi,
protein berperan sebagai sumber asam amino
bagi organisme
yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul
raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang
merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan
salah satu molekul
yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi
genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi
menjadi RNA,
yang berperan sebagai cetakan bagi translasi
yang dilakukan ribosom.
Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam
amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein
yang memiliki fungsi penuh secara biologi.
7. Sabun
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang
disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah telah
meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu
permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi
mudah dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang, deterjen
sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan.
Banyak sabun merupakan campuran garam natrium
atau kalium
dari asam lemak
yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti
natrium atau kalium hidroksida) pada
suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi.
Lemak akan terhidrolisis
oleh basa,
menghasilkan gliserol
dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang
dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat
dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak zaitun.
HASIL PENGAMATAN
I.
Uji Noda Lemak
Larutan
2ml alcohol+ eter dan 10 tetes minyak kelapa sebelum dihomogenkan dapat
menyatu. Setelah dihomogenkan dapat menyatu dengan sempurna dengan warna putih
kekuningan
Sebelum
dicuci :
·
Kertas tulis : terdapat noda yang terbentuk
·
Kertas saring : terdapat noda yang terbentuk
Setelah
dicuci :
·
Kertas tulis : masih terdapat noda yang terbentuk oleh larutan minyak
karena larutan minyak tidak dapat larut dalam air
·
Kertas saring : masih terdapat noda
tetapi lebih terang pada kertas tulis dari pada kertas saring
II.
Uji Kelarutan Lemak
No Tabung
|
Larutan
|
Hasil
Pengamatan
|
|
Sebelum
dihomogenkan
|
Sesudah
dihomogenkan
|
||
1.
|
1ml
aquades + 5 tetes minyak
|
Air
dan minyak tidak dapat menyatu. Air terdapat dibawah minyak dan minyak
menggumpal
|
Air
dan minyak tetap tidak dapat menyatu dan minyak berbentuk gelembung
|
2.
|
1
ml alcohol + 5 tetes minyak kelapa
|
Dapat
menyatu / minyak dapat larut dalam alkohol
|
Minyak
dan alcohol menyatu dengan sangat sempurna
|
3.
|
1
ml kloroform + 5 tetes minyak kelapa
|
Dapat
menyatu / minyak dapat larut dalam kloroform
|
Minyak
dan kloroform menyatu dengan sangat sempurna
|
4.
|
1
ml Na2 CO3 + 5 tetes minyak kelapa
|
Tidak
dapat menyatu. Minyak berwarna putih menggumpal
|
tidak
dapat menyatu dan minyak berbentuk gelembung
|
III.
Uji Pembentukan Emulsi
No Tabung
|
Larutan
|
Hasil
Pengamatan
|
|
Sebelum
dihomogenkan
|
Sesudah
dihomogenkan
|
||
1.
|
5
tetes minyak + 2ml aquades
|
Jernih
tidak menyatu dan minyak terdapat diatas air
|
Tetap
tidak dapat menyatu. Minyak berbentuk gelembung dan menggumpal
|
2.
|
5
tetes minyak + 2 ml aquades + 5 tetes Na2Co3
|
Air
dan Na2CO3 menyatu dengan larutan berwarna putih keruh. Sedangkan minyak
tidak dapat menyatu
|
Larutan
tidak dapat menyat. Minyak berbentuk gelembung di atas laruta air dan Na2CO3
dengan larutan minyak berwarna putih keruh yang menandakan menyatu dengan
larutan Na2CO3
|
3.
|
5
tetes minyak + 2 ml aquades + 2ml sabun
|
Air
dan sabun menyatu dengan sempurna, sedangkan minyak tidak dapat menyatu
|
Minyak
dan air sedikit menyatu karena terdapat larutan sabun
|
4.
|
5
tetes minyak + 2ml protein
|
Minyak
tidak dapat menyatu dengan protein dengan minyak terdapat di atas protein
berbentuk gumpalan
|
Minyak
tetap tidak dapat larut dalam protein. Tetapi terjadi pengemulsian minyak
terhadap protein
|
5.
|
5
tetes minyak + 2 ml empedu encer
|
Tidak
dapat menyatu karena terdapat endapan yang desebabkan oleh minyak
|
Tetap
tidak dapat menyatu yang ditandai oleh minyak yang menggumpal di atas larutan
empedu encer tetapi
|
PEMBAHASAN
·
Uji Noda Lemak
Larutan 2ml alcohol+ eter dan 10 tetes minyak kelapa
sebelum dihomogenkan dapat menyatu. Setelah dihomogenkan dapat menyatu dengan
sempurna dengan warna putih kekuningan.
Setelah larutan diletakkan di atas kertas tulis
maupun kertas saring terdapat noda noda. Noda tersebut terbentuk karena adanya
minyak yang terkandung dalam larutan.
Setelah kedua kertas di cuci dengan air, noda nyang
terdapat pada kertas tidak dapat menghilang karena larutan yang lmengandung
minyak tidak dapat larut dalam air yang menyebabkan noda tetap tidak dapat
hilang dari kertas tulis maupun kertas saring
·
Uji Kelarutan Lemak
ü Pada
tabung 1
Larutan
minyak dan larutan aquades sebelum dihomogenkan maupun setelah dihomogenkan
tidak dapat menyatu yaitu larutan minyak tetap menggumpal diatas air, setelah
dihomogenkan larutan minyak berada di antara larutan air yang berbentuk
gelembung secara terpisah. Setelah didiamkan, minyak menyatu kembali dan
terdapat diatas larutan aquades
ü Pada
tabung 2
Larutan alcohol + eter
yang di campur dengan minyak dapat larut sebelum dihomogenkan, setelah
dihomogenkan, larutan tersebut semakin menyatu sempurna. Hal ini disebabkan
karena minyak dapat larut dalam larutan non polar. Larutan non polar yang
terkandung adalah larutan eter yang sebelumnya telah tercampur denagn alcohol
ü Pada
tabung 3
Larutan kloroform yang
di campur dengan minyak dapat larut sebelum dihomogenkan, setelah dihomogenkan,
larutan tersebut semakin menyatu sempurna. Hal ini disebabkan karena klorofotm
termasuk larutan non polar sedangkan larutan minyak dapat larut dalam larutan
non polar.
ü Pada
tabung 4
Minyak yang dilarutkan
kedalam larutan Na2CO3 tidak dapat menyatu. Karena Na2CO3 bukan larutan non
polar, sedangkan minyak hanya dapat larut dalam larutan non polar. Larutan
Na2CO3 juga mengandung garam yang merupakan dapat larut dalam air,sedangkan
minyak tidak dapat larut dalam air.
·
Uji Pembentukan Emulsi
ü Tabung
1
Larutan minyak dan
larutan aquades sebelum dihomogenkan maupun setelah dihomogenkan tidak dapat
menyatu yaitu larutan minyak tetap menggumpal diatas air, setelah dihomogenkan
larutan minyak berada di antara larutan air yang berbentuk gelembung secara
terpisah. Setelah didiamkan, minyak menyatu kembali dan terdapat diatas larutan
aquades. Hal ini karena tidak ada penstabilan suatu cairan yang kedua larutan
yaitu air dan minyak tidak dapat saling melarutkan dan tidak ada larutan
pengemulsi antara kedua larutan
ü Tabung
2
Minyak yang dilarutkan
kedalam larutan Na2CO3 tidak dapat menyatu. Karena Na2CO3 bukan larutan non
polar, sedangkan minyak hanya dapat larut dalam larutan non polar. Larutan
Na2CO3 juga mengandung garam yang merupakan dapat larut dalam air,sedangkan
minyak tidak dapat larut dalam air. Hal ini karena tidak ada penstabilan suatu
cairan yang kedua larutan yaitu air, Na2CO3 dan minyak tidak dapat saling
melarutkan dan tidak ada larutan pengemulsi antara ketiga larutan
ü Tabung
3
Larutan aquades + sabun
menyatu walaupun sebelum dihomogenkan, sedangkan minyak mengalami perubahan
setelah dihomogenkan, yaitu terjadi gelembung antara larutan aquades. Hal ini
karena terdapat larutan sabun sebagai pengemulsi antara aquades dan minyak.
Pengemulsian tersebut karena menurunnya tegangan permukaan pada larutan minyak
ü Tabung
4
Larutan minyak dan
protein sebelum dihomogenkan tidak dapat menyatu, setelah dihomogenkan tidak
dapat menyatu, tetapi protein sedikit mengikat minyak yang membuat minyak membentuk
gelembung yang membuat minyak terpisah dan menempel pada dinding tabung maupun
di antara larutan protein
ü Tabung
5
Larutan minyak dan empedu
encer sebelum dihomogenkan tidak dapat
menyatu, setelah dihomogenkan tidak dapat menyatu, tetapi empedu encer sedikit
mengikat minyak yang membuat minyak membentuk gelembung yang membuat minyak
terpisah dan menempel pada dinding tabung maupun di antara larutan empedu encer.
KESIMPULAN
·
Uji Noda Lemak
Pada kertas saring maupun kertas tulis tetap
terdapat noda yang menempel walaupin dibilas dengan air, karena sifat air yang
tidak dapat menyatu terhadap minyak. Pada kertas tulis memiliki noda yang lebih
terang dari pada kertas saring karena untuk
memisahkan zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi.
·
Uji Kelarutan Lemak
Minyak dapat larut dalam larutan non
polar seperti eter, kloroform, aseton, benzene dan larutan non polar lainnya.
Pada tabung ke 1 dan ke 4 minyak tidak dapat larut karena bukan aquades dan
larutan Na2Co3 bukan larutan non polar, sedangkan pada tabung 2 dan 3 merupakan
larutan non polar.
·
Uji Pembentukan Emulsi
Pembentukan emulsi yang terjadi adlah
pada tabung 3,4,dan 5 karena terdapat larutan pengemulsi, sedangkan pada tabung
1 dan 2 tidak terdapat larutan pengemulsi sehingga tidak terjadi pengemulsian.
dftr pustakax tdk da yahhhh.,.
BalasHapusapakah ada persamaan minyak dan lemak,karena minyak kebanyakan dari nabati kalo lemak bersifat jenuh dan kebanyakan dari hewan lemak tidak rusak tpi minyak bisa berbau atau rusak bhs jawa tengik pertanyaannya apakah lemak bisa di padatkan atau bahkan menjadi tepung kalo minyak setahu saya tidak bisa di padatkan atau jadi tepung bisa diterangkan terima kasih
BalasHapus