LAPORAN
PRAKTIKUM
“KOAGULASI
dan PENGENDAPAN PROTEIN”
TUGAS MATA KULIAH BIOKIMIA
Jurusan
Peternakan
Program Studi
Produksi Ternak
Oleh
Deddy Lauren
Andriyanto
C31120204
Dosen
Dr. Ir. Rr.
Merry Muspita DU,MP
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
2013
LANDASAN TEORI
1.
Uji Millon
Pereaksi
Millon adalah larutan merkuro dan merkuri
nitrat dalam asam nitrat. Jika pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein
maka akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh
pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol karena
terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. Tetapi
khusus untuk proteoso dan pepton secara langsung akan menghasilkan larutan yang
berwarna merah. Endapan yang terbentuk berupa garam kompleks dari tirosin yang
ternitrasi. Jika larutan protein yang akan dianalisis ada dalam suasana basa,
maka terlebih dahulu harus dinetralisasi dengan asam (bukan HCl). Jika tidak,
ion merkuri dari pereaksi akan mengendap sebagai Hg(OH)2. Ion Cl- dapat
bereaksi dengan asam nitrat menghasilkan radikal klor yang dapat merusak
kompleks berwarna.
2.
Uji
Biuret
Reagen
biuret berfungsi untuk menguji kandungan
protein dalam suatu zat (makanan) —–> apabila setelah ditetesi biuret,
makanan/ sari makanan yang mengandung protein akan berubah menjadi berwarna
ungu. Uji ini didasarkan pada reaksi pembentukan kompleks Cu2+ dengan gugus -CO
dan -NH dari rantai peptida dalam suasana basa.Hasil positifnya akan membentuk
warna ungu. Uji Biuret
adalah uji umum untuk protein (ikatan peptida), tetapi tidak dapat menunjukkan
asam amino bebas. Zat yang akan diselidiki mula-mula ditetesi larutan NaOH,
kemudian ditetesi larutan tembaga(II)sulfat yang encer. Jika terbentuk warna
ungu berarti zat itu mengandung protein.
3.
Reagen
Millon
Reagen Millon adalah larutan asam nitrat yang mangandung raksa
(I) nitrat dan raksa (II) nitrat. Bila reagen millon dicampurkan dengan larutan
yang mengandung protein akan terbentuk endapan putih yang akan berubah merah
bila dipanaskan. Reagen yang dipanaskan dalam uji millon adalah larutan merkuri
dan ion merkuro dalam suasana asam nitrat. Warna merah yang terbentuk mungkin
adalah garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi reagen Millon's adalah sebuah
reagen analisis yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan larut protein.
4.
Larutan Albumin
Albumin (terbentuk dari bahasa Latin: albumen
"(telur) putih, telur kering putih") adalah keluarga protein globular, yang
paling umum digunakan adalah albumin serum. Keluarga albumin terdiri dari semua
protein yang larut dalam air, yang cukup larut dalam larutan garam
terkonsentrasi, dan pengalaman denaturasi panas. Albumin biasanya ditemukan
dalam plasma darah, dan unik dari protein darah lainnya dalam bahwa mereka
tidak glikosilasi. Zat yang mengandung Albumin, seperti putih telur, disebut
albuminoids.
5.
Larutan
Gelatin
Gelatin adalah
protein yang diperoleh dari jaringan kolagen hewan yang terdapat pada kulit,
tulang dan jaringan ikat. Gelatin yang ada di pasaran umurnnya diproduksi dari
kulit dan tulang sapi atau babi.
6.
Larutan
Kasein
Kasein
adalah zat yang digunakan sebagai stabilisator emulsi air susu. Kasein
merupakan proteida fosfor yang dijumpai dalam endapan koloida air susu.
Kasein merupakan hasil pengolahan susu yang larut dalam larutan alkali dan asam pekat, mengendap dalam asam lemak, dan tidak larut dalam air, digunakan dalam pembuatan kertas sebagai bahan perekat dan pengikat pigmen pada permukaan kertas cetak seni atau digunakan dalam ofset sebagai bahan peka cahaya dalam pembuatan pelat.
Kasein merupakan hasil pengolahan susu yang larut dalam larutan alkali dan asam pekat, mengendap dalam asam lemak, dan tidak larut dalam air, digunakan dalam pembuatan kertas sebagai bahan perekat dan pengikat pigmen pada permukaan kertas cetak seni atau digunakan dalam ofset sebagai bahan peka cahaya dalam pembuatan pelat.
7.
Larutan
Nartrium Hidroksida
Natrium
hidroksida (NaOH),
juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida adalah
sejenis basa
logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida
dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika
dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri,
kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu
dan kertas,
tekstil,
air minum,
sabun
dan deterjen.
Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium
kimia. Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%.
8. Larutan Tembaga (II) Sulfat
Tembaga (II)
sulfat, juga dikenal sebagai tembaga
sulfat atau tembaga sulfat,
adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CuSO4.
Garam ini ada
sebagai serangkaian senyawa yang
berbeda dalam derajat mereka hidrasi. Bentuk anhidrat
adalah bubuk hijau pucat atau abu-abu-putih, sedangkan
pentahydrate (CuSO4 · 5H2O), garam yang
paling sering ditemui, berwarna
biru cerah. CuSO4 · 5H2O adalah dalam warna biru, dan
sangat beracun terhadap
lingkungan, mengiritasi mata dan
kulit, dan juga dapat berbahaya
jika tertelan. Tembaga (II) sulfat exothermically
larut dalam air untuk
memberikan kompleks aquo [Cu (H2O) 6] 2 +, yang memiliki
geometri molekul oktahedral
dan paramagnetik. Nama lain untuk tembaga (II) sulfat adalah "vitriol
biru" dan "bluestone".
Tembaga (II) sulfat pentahidrat terurai sebelum mencair pada 150
° C (302 ° F), kehilangan
dua molekul air pada 63 ° C (145 ° F), diikuti oleh dua lagi pada
109 ° C (228 ° F) dan air akhir molekul
pada 200 ° C (392 ° F).
9.
Larutan Asam Klorida
Asam
klorida adalah larutan akuatikdari gas hidrogenklorida
(HCl). Larutan
ini adalah asam kuat dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Hidrogen
klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat
berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam
klorida, H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium, H3O+.
Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl−. Asam klorida oleh karenanya dapat
digunakan untuk membuat garam klorida,
seperti natrium klorida. Asam klorida adalah asam kuat karena ia
berdisosiasi penuh dalam air. HCl merupakan bahan baku pembuatan besi (III)
klorida (FeCl3) dan polyalumunium chloride (PAC), yaitu bahan
kimia yang digunakan sebagai bahan baku koagulan dan flokulan.
Koagulan dan flokulan digunakan pada pengolahan air.
Asam klorida merupakan asam
pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa. Asam yang lebih kuat akan memberikan
hasil yang lebih baik oleh karena titik akhir yang jelas. Asam klorida
azeotropik (kira-kira 20,2%) dapat digunakan sebagai standar primer
dalam analisis kuantitatif, walaupun konsentrasinya bergantung pada tekanan atmosfernya
ketika dibuat. HCl juga merupakan larutan elektrolit.
10.
Larutan
Etanol
Etanol,
disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut,
atau alkohol saja, adalah
sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan
alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini
merupakan obat psikoaktif dan dapat
ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer
modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua. Etanol termasuk
ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia
C2H5OH dan rumus empiris
C2H6O.
Ia merupakan isomer
konstitusional dari dimetil eter. Etanol
sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan
dari gugus etil (C2H5).
HASIL PANGAMATAN
1.
Hasil
Pengamatan Uji Millon
No Tabung
|
Jenis Larutan
|
Hasil
|
1
|
Larutan
Albumin 2ml + larutan reagen millon 4ml
|
-
Warna awal
: putih keruh
-
Pemanasan 1 : 4 menit putih keruh menggumpal
-
Pemanasan 2 : 1,5 menit menggumpal sempurna dan
ada gelembung sedikit
-
Warna akhir
: putih menggumpal dan terdapat
gelembung
|
2
|
Larutan
Gelatin 2ml + larutan reagen millon 4 ml
|
-
Warna awal : kuning bening, padat, menggumpal
-
Pemanasan 1 : 2 menit warna putih
4 menit kuning jernih
-
Warna akhir : kuning jernih hampir padat
|
3
|
Lar. Kasein
2ml + larutan reagen millon 4ml
|
-
Warna awal : putih jernih
-
Pemanasan 1 : 2 menit putih jernih
-
Pemanasan 2 : 4,5 menit putih jernih dan terdapat
gelembung
-
Warna akhir : putih jernih
|
2.
Hasil
Pengamatan Uji Biuret
No Tabung
|
Jenis Larutan
|
Hasil
|
1
|
1 ml Lar.
Albumin
1 ml NaOH
2 tetes CuSO4
|
·
Sebelum homogenisasi warna larutan putih bening.
·
Setelah dikocok warna berubah menjadi ungu
(violet) dan larutan bening.
|
2
|
1 ml Lar.
Gelatin
1 ml NaOH
2 tetes CuSO4
|
·
Sebelum
homogenisasi, gelatin, NaOH, dan CuSO4 tidak homogeny warna larutan biru dan
gelatin coklat.
·
Sesudah di homogenisasi antara gelatin dan NaOH
serta CuSO4 tidak bercampur namun warna menjadi ungu.
|
3
|
1 ml Lar.
Kasein
1 ml NaOH
2 tetes CuSO4
|
·
Sebelum di
homogenisasi warna larutan putih bening.
·
Setelah dokocok warna larutan berubah menjadi biru
dan larutannya bening.
|
3.
Hasil
Pengamatan Uji Pengendapan
No Tabung
|
Pereaksi
|
Hasil
|
1
|
1 ml HCl 0,1 N
6 ml etanol
95%
|
Larutan atas berwarna putih bening.
Bawah berwarna putih susu, diantara kedua lapisan terdapat warna kuning.
Endapan berwarna putih dan tidak larut
|
2
|
1 ml NaOH 0,1
N
6 ml etanol
95%
|
Terbagi 3 lapisan, lapisan atas
berwarna putih dan menggumpal, lapisan tengah berwarna putih bening. Lapisan
bawah berwarna putih susu dan terdapat endapan puth susus. Larutan bawah
encer
|
3
|
1 ml Buffer
asetat
6 ml etanol
95%
|
Terbagi menjadi 3 lapisan : atas
berwarna putih dan menggumpal, lapisan tengah putih keruh, lapisan bawah
putih tapi encer. Terdapat putih susu, larutan pereaksi larut saat di
panaskan.
|
PEMBAHASAN
1.
Uji
Millon
Pada percobaan
ini dengan mengujikan larutan albumin (2 ml) kedalam tabung pertama, larutan
gelatin (2 ml) kedalam tabung kedua, dan larutan kasein (2 ml) kedalam tabung
ketiga. Dimana dari ketiga tabung tersebut ditambahkan 4 tetes larutan millon. Dalam
ketiga tabung tersebut yang mengandung protein adalah albumin karena terjadi
pengendapan dan juga almumin merupakan keluara dari protein. Seperti pada
protein telur.
2.
Uji
Biuret
Pada percobaan
ini dengan mengujikan larutan albumin (2 ml) kedalam tabung pertama, larutan
gelatin (1 ml) kedalam tabung kedua, larutan kasein (1 ml) kedalam tabung
ketiga. Dimana dari ketiga tabung tersebut ditambahkan 2 tetes larutan CuSO4 0,1
N dan larutan NaOH 1 ml. Reaksi yang diberikan ketiga tabung tersebut
menghasilkan warna berbeda-beda yaitu pada tabung 1dari warna putih bening
menjadi warna ungu dan larutan bening, tabung 2 dari warna biru dan coklat
berubah menjadi ungu, tabung 3 dari warna putih benuing berubah menjadi biru
dan larutan bening.
Pada uji ini
berarti pada tabung 1 dan 2 mengandung protein, karena uji ini akan positif
terdapat protein akan berubah berwarna ungu.
3.
Uji
Pengendapan
Pada percobaan
ini dengan mengujikan larutan HCl 0,1 M (1 ml) kedalam tabung pertama, larutan
NaOH 0,1 M (1 ml) kedalam tabung kedua, larutan buffer asetat (1 ml). Dimana
ketiga tabung tersebut ditambahkan etanol (6 ml). reaksi yang diberikan ketiga
tabung tersebut menghasilkan endapan yang berwarna putih.
KESIMPULAN
1.
Pereaksi
millon ini bertujuan untuk mengetahui protein (mendeteksi keberadaan larutan
protein), jika mengandung protein akan menghasilkan endapan putih dan endapan
putih akan berubah menjadi merah bila dipanaskan terus-menerus.
2.
Pereaksi
biuret bertujuan untuk mengetahui kandungan protein dalam suatu zat (makanan)
jika positif mengandung protein, makan akan berubah menjadi ungu.
3.
Uji
pengendapan bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak endapan yang dihasilkan
oleh larutan-larutan yang di uji kan dalam uji pengendapan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar